BI Diperkirakan Turunkan Suku Bunga 50 bps di 2024



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ekonom Senior Bank Permata Faisal Rachman memproyeksikan Bank Indonesia (BI) akan menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate dengan total 50 basis poin (bps) pada 2024 menjadi 5,75%, dan sebesar 75 bps pada 2025 menjadi 5%.

Perkiraan ini sejalan dengan antisipasi aliran masuk modal asing, tren inflasi yang terjaga, dan stabilitas nilai tukar rupiah.

Untuk diketahui, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Agustus 2024 ini, BI masih mempertahankan BI-rate di level 6,25%. BI menegaskan, potensi penurunan suku bunga baru akan terjadi pada kuartal IV 2024.


Baca Juga: Fokus Penguatan Rupiah, BI Buka Opsi Pemangkasan BI Rate Kuartal IV

“Pernyataan BI mengindikasikan bahwa pihaknya akan terus menunggu sinyal yang lebih jelas mengenai arah penurunan suku bunga kebijakan The Fed sebelum memulai penurunan BI-Rate,” tutur Faisal kepada Kontan, Rabu (21/8).

Adapun potensi penurunan BI-rate juga sejalan dengan tekanan inflasi telah mereda karena normalisasi harga, khususnya harga pangan, dengan risiko kenaikan yang terkendali hingga tahun 2025.

Tahun depan diharapkan inflasi tetap terjaga meskipun ada potensi kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% dan penerapan bea cukai baru Minuman Berpemanis dalam Kemasan (MBDK).

Baca Juga: Berpotensi Lemahkan Rupiah, LPEM UI Nilai BI Menahan Suku Bunga Acuannya

Lebih lanjut,  Faisal menyampaikan, sejalan dengan ekspektasi pasar saat ini terhadap penurunan suku bunga The Fed dan daya tarik negara-negara berkembang, investor asing diperkirakan akan mengalihkan aset mereka ke negara-negara tersebut, termasuk Indonesia di tengah ketahanan ekonominya.

Oleh karena itu, nilai tukar rupiah diperkirakan akan terapresiasi antara Rp 14.900  hingga Rp15.300 per dollar AS pada akhir tahun 2025, dibandingkan dengan perkiraan Bank Permata pada akhir tahun 2024 yaitu sekitar Rp 15.500 hingga Rp 15.900 per dollar AS, yang sebagian besar didorong oleh arus masuk investasi asing langsung dan portofolio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli