KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan ini, perhatian pelaku pasar tertuju pada data penting dari Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan keputusan terkait suku bunga acuan. Berdasarkan laporan
TradingEconomics, konsensus pasar memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan pada level 6%. Pelaku pasar akan mencermati pernyataan BI terkait prospek ekonomi ke depan, termasuk strategi untuk menghadapi risiko global yang berpotensi memengaruhi arus modal asing dan kinerja pasar keuangan domestik. Keputusan ini juga akan menjadi indikator penting bagi investor dalam menentukan langkah investasi di sisa tahun ini. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengatakan keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI), yang diproyeksikan tetap bertahan di level 6%, diperkirakan akan mendapat respons netral dari pasar. Sementara, jika BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga, langkah tersebut akan menjadi sentimen positif yang signifikan bagi pasar.
"Sektor properti dan perbankan merupakan kedua sektor yang paling terpengaruh oleh hasil kebijakan ini," kata Miftahul kepada Kontan, Selasa (19/11). Miftahul merekomendasikan untuk
trading buy saham
BSDE dan
BRIS dengan target harga masing-masing Rp 1.075 per saham dan Rp 3.000 per saham. Menurutnya, kedua saham ini secara momentum cukup menarik di mana sudah mulai berkonsolidasi dan mulai menunjukkan
rebound di area
support-nya. Baca Juga:
Harga Saham Emiten Perbankan Masih Tertekan, Begini Rekomendasi Analis Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas menambahkan penurunan suku bunga dapat membawa dampak beragam pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dalam jangka pendek, terdapat dua skenario yang mungkin terjadi.
Pertama skenario
bullish, jika pasar menilai penurunan suku bunga sebagai langkah positif untuk mendorong pertumbuhan kredit, IHSG berpotensi kembali menguji level di 7.350.
Kedua skenario
bearish, jika pasar khawatir bahwa penurunan suku bunga dapat melemahkan nilai tukar rupiah, IHSG kemungkinan akan menguji level
support di 7.118. Jika level ini ditembus, potensi penurunan lebih lanjut ke kisaran
support berikutnya di 6.998–7.059 menjadi lebih besar.
Namun, peluang IHSG untuk mencatatkan kenaikan yang signifikan tampaknya kecil. "Kalo untuk naik sepertinya probabilitas kecil, karena kami lebih memprediksikan suku bunga masih akan tetap untuk stabilitas nilai tukar," jelas Sukarno kepada Kontan, Selasa (19/11).
Baca Juga: Harga Saham Blue Chip Ini Terus Melorot, Cek yang Layak Beli & Punya Prospek Cerah Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, mengungkapkan bahwa lebih dari 60% pelaku pasar dan investor percaya Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan tingkat suku bunga. Hal ini terutama dipengaruhi oleh tingginya volatilitas pasar yang muncul setelah kemenangan Donald Trump beberapa waktu lalu. Selain itu, pelemahan nilai tukar rupiah juga menjadi faktor yang membuat pasar yakin BI akan menahan diri untuk tidak menurunkan suku bunga. Langkah ini dinilai penting guna mencegah peningkatan volatilitas pasar yang saat ini masih menjadi tantangan utama. Nico menambahkan
trading plan sebaiknya disesuaikan dengan profil risiko masing-masing pelaku pasar dan investor. Untuk strategi jangka pendek, penting untuk mempertimbangkan volatilitas pasar saat ini serta fundamental perusahaan terkait.
Baca Juga: Melihat Peluang Saham Komoditas Pasca Kemenangan Donald Trump, Ini Rekomendasinya Menurut Nico, dengan pergerakan suku bunga yang sudah hampir sepenuhnya diantisipasi oleh pasar, dan asumsi bahwa tidak ada perubahan suku bunga, maka rencana
trading kemungkinan besar tidak akan mengalami perubahan. Nico menilai saham di sektor finansial, konsumer
non-cyclical dan konsumer
cyclical menjadi pilihan yang menarik apabila BI memutuskan mempertahankan tingkat suku bunganya. "Hanya saja, apabila terjadi pemangkasan mendadak oleh Bank Indonesia, maka sektor finansial, properti dan otomotif diyakini akan mulai bergerak," ucap Nico kepada Kontan, Selasa (19/11). Di samping itu, dengan tingkat suku bunga yang diproyeksikan tetap bertahan di level 6%, maka Nico memprediksi IHSG akan berada di rentang 7.100-7.220 pada perdagangan Rabu (20/11). Nico merekomendasikan untuk mencermati saham
BBCA dengan target harga Rp 12.000 per saham,
BBRI di target Rp 5.600 per saham,
BBNI pada target harga Rp 6.400 per saham.
Kemudian, Nico juga merekomendasikan untuk memperhatikan saham
ASII dengan target harga Rp 5.950 per saham,
CTRA di target harga Rp 1.600,
ICBP dengan target harga Rp 14.400 dan
AMRT pada target harga Rp 3.550.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih