KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analisis Uang Beredar yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) menunjukan penyaluran kredit perbankan pada periode Juni 2018 tercatat sebesar Rp 4.992,3 triliun atau tumbuh 10,5% secara year on year (yoy). Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 10,2% yoy. Kredit tersebut didorong oleh peningkatan penyaluran kredit kepada debitur korporasi dengan pangsa pasar 49,8% dari total kredit. Pertumbuhan kredit korporasi tercatat sebesar 12,1% yoy, meningkat dibanding bulan sebelumnya sebesar 10,6% yoy. Sementara itu, kredit untuk debitur perseorangan tumbuh 8,9% yoy, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 9,5% yoy. Berdasarkan jenis penggunaannya, peningkatan pertumbuhan kredit perbankan digunakan sebagai modal kerja dan investasi.
Kredit investasi (KI) tumbuh dari 8,1% yoy pada Mei 2018 menjadi 9,4% yoy terutama terjadi pada sektor konstruksi yang naik dari 28,7% yoy menjadi 32,6% yoy. Peningkatan pertumbuhan KI sektor konstruksi khususnya terjadi pada subsektor konstruksi gedung di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Timur. Peningkatan pertumbuhan KI juga terjadi pada sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan dari 13,6% yoy menjadi 16,6% yoy. Peningkatan tersebut terutama pada KI yang disalurkan kepada perusahaan subsektor real estat, gedung perbelanjaan (mal, plaza) serta perusahaan leasing di DKI Jakarta. Kredit Modal Kerja (KMK) tumbuh dari 19,4% yoy menjadi 11,0% yoy terutama disebabkan oleh akselerasi penyaluran KMK pada sektor perdagangan hotel, dan restoran (PHR) dan sektor industri pengolahan. KMK Sektor PHR tercatat naik menjadi 9,7% yoy dibanding bulan sebelumnya sebesar 9,4% yoy. Akselerasi tersebut terutama didorong oleh KMK yang disalurkan untuk perusahaan perdagangan beras di DKI Jakarta dan Jawa Timur serta perusahaan perdagangan bahan konstruksi di Jawa Barat. "Akselerasi pertumbuhan juga didorong oleh KMK yang disalurkan oleh sektor industri pengolahan yang tercatat naik dari 7,7% yoy menjadi 9,8% yoy pada Juni 2018, didorong oleh perusahaan subsektor industri logam dasar besi dan baja di Banten dan Jawa Barat serta subsektor industri pemintalan, pertenunan, pengolahan akhir tekstil di wilayah Banten," tulis BI dalam keterangan resminya, Selasa (31/7).