DENPASAR. Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali terus berupaya sosialisasi kepada pelaku pariwisata untuk melakukan segala bentuk transaksi dengan menggunakan rupiah. "Di NKRI segala bentuk transaksi harus tetap menggunakan rupiah. Untuk di Bali sebagai daerah pariwisata internasional, kita tidak langsung bisa dengan mudah untuk itu, kita dengan segala upaya, kita sosialisasi dulu, bagaimanapun juga kita harus membangun suasana kondusif, " kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati, Denpasar, Bali, Selasa (12/5). Bali yang selama disebut sebagai pulau turis ini tidak dipungkiri masih terbiasanya hotel dan restoran melakukan transaksi menggunakan dollar AS baik terhadap wisatawan asing maupun menggaji karyawan asing. Kondisi ini butuh kesadaran dan secara bertahap. "Bali sebagai daerah pariwisata, ada transaksi barang dana jasa yang semuanya harus ekonomi global yang menggunakan dollar AS. Pelaku pariwisata banyak yang understanding," tambahnya. Namun, menurut dia, pihaknya masih memberikan kesempatan bagi pelaku pariwisata yang memiliki pekerja asing untuk menyelesaikan kontraknya terkait pemberian gaji dalam bentuk dollar AS. "Setelah kontrak diperbarui maka gajinya harus dalam bentuk rupiah," sebutnya. (Sri Lestari) Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BI dorong industri pariwisata Bali gunakan rupiah
DENPASAR. Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali terus berupaya sosialisasi kepada pelaku pariwisata untuk melakukan segala bentuk transaksi dengan menggunakan rupiah. "Di NKRI segala bentuk transaksi harus tetap menggunakan rupiah. Untuk di Bali sebagai daerah pariwisata internasional, kita tidak langsung bisa dengan mudah untuk itu, kita dengan segala upaya, kita sosialisasi dulu, bagaimanapun juga kita harus membangun suasana kondusif, " kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati, Denpasar, Bali, Selasa (12/5). Bali yang selama disebut sebagai pulau turis ini tidak dipungkiri masih terbiasanya hotel dan restoran melakukan transaksi menggunakan dollar AS baik terhadap wisatawan asing maupun menggaji karyawan asing. Kondisi ini butuh kesadaran dan secara bertahap. "Bali sebagai daerah pariwisata, ada transaksi barang dana jasa yang semuanya harus ekonomi global yang menggunakan dollar AS. Pelaku pariwisata banyak yang understanding," tambahnya. Namun, menurut dia, pihaknya masih memberikan kesempatan bagi pelaku pariwisata yang memiliki pekerja asing untuk menyelesaikan kontraknya terkait pemberian gaji dalam bentuk dollar AS. "Setelah kontrak diperbarui maka gajinya harus dalam bentuk rupiah," sebutnya. (Sri Lestari) Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News