BI Dorong Investor Asing Manfaatkan Peluang Investasi di Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia mengajak para investor di China untuk memanfaatkan peluang investasi di Indonesia, khususnya pada proyek strategis energi terbarukan, teknologi digital, serta hilirisasi industri.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni P. Joewono mengatakan, Indonesia secara konsisten menjadi salah satu negara tujuan investasi yang paling menjanjikan bagi China. 

Dalam acara Indonesia-China Business Forum (ICBF) 2024  yang merupakan forum untuk memperkuat kerja sama ekonomi bilateral antara Indonesia dan China, dan mempromosikan investasi di sektor-sektor strategis, Bank Indonesia mempromosikan proyek investasi strategis Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (Geothermal) di Candi Umbul Telomoyo, Jawa Tengah kepada investor dan asosiasi bisnis/industri, serta perwakilan pemerintah yang menangani kebijakan ekonomi, investasi manufaktur dan ekonomi hijau di China.    


Baca Juga: Sektor Ini Bakal Dapat Berkah Dari Program Makan Bergizi Gratis

"Hal itu menjadi salah satu yang dapat menjadi pertimbangan para investor untuk investasi di Indonesia," jelas Doni dalam keterangan resmi, Jumat (26/9). 

Doni juga menyampaikan beberapa hal yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para investor untuk berinvestasi di Indonesia. 

Pertama, stabilitas rupiah yang terjaga dan likuiditas yang memadai, didukung langkah mendorong penggunaan transaksi mata uang lokal (local currency settlement/LCT) untuk perdagangan dan investasi bilateral. 

"Sejak diimplementasikan pada tahun 2021 hingga Juli 2024, nilai transaksi antara Indonesia dan China dengan menggunakan mata uang lokal mencapai US$ 1,2 miliar, dengan rata-rata pengguna bulanan telah mencapai lebih dari 300 perusahaan," ungkapnya.

Kedua, kondisi fundamental makroekonomi Indonesia yang kuat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

Ketiga, komitmen penuh pemerintah Indonesia pada reformasi struktural, terutama dalam menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif untuk hilirisasi industri dan meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian. 

Keempat, pertumbuhan digitalisasi yang signifikan. Selama setahun terakhir, pertumbuhan transaksi pembayaran digital berbasis QR code mencapai 200% dengan total lebih dari 52 juta pengguna dan 33 juta merchant. 

Kelima, komitmen Indonesia untuk mendorong ekonomi yang inklusif dan hijau.

Baca Juga: DJP: Coretax System Diperkirakan Tambah Penerimaan 1,5% dari PDB dalam 5 Tahun

"Dalam hal ini, Bank Indonesia memberikan  dukungan kerangka kebijakan makroprudensial  yang pro-growth," ujarnya.

Selain itu Forum ICBF 2024 membahas isu di antaranya terkait peluang investasi di sekuritas Bank Indonesia  serta peran LCS dalam mengurangi ketergantungan pada valuta asing lain seperti USD, untuk meminimalisir risiko fluktuasi nilai tukar dan meningkatkan efisiensi transaksi lintas negara. 

Bank Indonesia juga menerima beberapa pernyataan minat, baik langsung kepada Bank Indonesia maupun bank perantara, untuk membeli Sekuritas Bank Indonesia.

ICBF 2024 diselenggarakan atas kolaborasi Bank Indonesia dengan UOB China dan Bank Mandiri Shanghai, didukung oleh Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Shanghai dan Duta Besar RI untuk Republik Rakyat Tiongkok. 

Forum ini diharapkan dapat membuka lebih banyak peluang bagi pelaku usaha dan investor dari kedua negara, serta memperkuat fondasi kerja sama yang saling menguntungkan dan berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi