BI dorong transaksi Rp di pulau terdepan Indonesia



JAKARTA. Untuk dapat memperluas akses masyarakat terhadap uang tunai, Bank Indonesia (BI) mendorong persebaran uang di daerah perbatasan dan pelosok Indonesia. Ini karena BI harus menjangkau 17.000 pulau yang berbatasan dengan 11 negara.

"Kita mendorong sentra peredaran uang untuk memudahkan distribusi," sebut Deputi Gubernur BI, Ronald Waas, Rabu, (5/6). Ronald bilang, kadang warga negara Indonesia di pulau-pulau terdepan ini tak dapat pasokan uang tunai baru. Sehingga, mereka masih menggunakan mata uang yang sebenarnya sudah ditarik dari peredaran. Maka dari itu, BI melakukan kerja sama dengan Tentara Negara Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) untuk menyalurkan uang tunai melalui jalur laut. Kerja sama ini dijalin BI sejak tahun 2011. Jadi, BI menitipkan uang kepada patroli untuk dikirim ke pulau-pulau terluar. Dalam sekali jalan, patroli ini bisa membawa Rp 15 miliar sampai Rp 20 miliar. Daerah persebarannya pun diusahakan hingga ke pengujung Indonesia. Terakhir, BI menyalurkan ke kepulauan dari arah Jayapura. Tahun lalu, BI juga mengirim dari arah Ambon ke selatan. Kemudian di tahun sebelumnya, dari Manado ke Miangas, lalu dari Batam ke Natuna. Bila pengiriman uang ke pulau-pulau terluar itu hanya mengandalkan pengangkutan komersial, Ronald menyebut hal tersebut akan menemui kendala. Misalnya saja bila terjadi angin darat, transportasi komersial tersebut akan sulit berangkat. Mereka juga cenderung tidak akan berangkat jika volumenya belum terpenuhi. Nantinya, BI pun akan menggandeng TNI Angkatan Udara (AU) untuk penyaluran uang tunai hingga ke pelosok. Ini misalnya daerah perbatasan Papua yang jauh dari lau. Hanya saja, ini masih dalam tahap penjajakan. Permasalahan seperti pihak mana yang menanggung biaya, masih menjadi pembicaraan kedua belah pihak. Ronald menyebut, supaya kejadian seperti Pulau Sipadan dan Ligitan yang menjadi milik Malaysia atas ketentuan Mahkamah Internasional tak lagi terjadi. "Karena waktu itu dilihat, mata uang mana yang dipakai? Mata uang negara tetangga," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: