BI dukung kerja sama multilateral ekonomi



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mendukung tetap digunakannya kerangka kerjasama multilateral untuk mengatasi berbagai permasalahan ekonomi dan keuangan global dewasa ini. Sebab, kerangka kerjasama multilateral diperlukan untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi.

Gubernur BI Agus martowardojo mengatakan, proyeksi pertumbuhan dunia tahun ini dan tahun depan mengalami perbaikan yang ditopang oleh kinerja ekonomi yang membaik di sejumlah negara maju dan emerging. Hal itu menandakan adanya momentum positif pemulihan perekonomian dunia, setelah pada tahun-tahun sebelumnya proyeksi pertumbuhan justru beberapa kali dikoreksi ke bawah.

Namun, perekonomian dunia ke depan masih diliputi kerentanan yang tinggi, ketidakpastian politik, dan kondisi keuangan global yang lebih ketat serta pertumbuhan produktivitas yang rendah. Sementara negara-negara emerging seperti Indonesia, yang menjadi motor utama pemulihan ekonomi global masih dihadapkan pada risiko eksternal terkait kondisi keuangan global yang lebih ketat serta tren kebijakan di negara maju yang berorientasi ke dalam, termasuk dalam bentuk proteksionisme perdagangan.


Oleh karena itu, bank sentral mendukung tetap digunakannya kerangkakerja sama multilateral untuk mengatasi berbagai permasalahan ekonomi dan keuangan global dewasa ini.

"BI memandang bahwa kerja sama multilateral mendorong berbagai sumber pertumbuhan sehingga ekspansi perekonomian dunia dapat berjalan lebih berkesinambungan," kata Agus menanggapi hasil pembahasan Pertemuan Musim Semi (Spring Meeting) IMF dan World Bank dan pertemuan Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan G-20 di Washington DC, Amerika Serikat pekan lalu dalam keterangan resmi yang diterima KONTAN, Rabu (26/4).

Terkait hal tersebut lanjut Agus, sistem perdagangan yang terbuka menjadi sumber pertumbuhan yang sangat penting bagi negara-negara kawasan Asia, termasuk Indonesia. Namun, pihaknya juga memandang pentingnya upaya memastikan agar manfaat dari proses integrasi keuangan dan perdagangan global tersebut dapat dirasakan oleh lebih banyak segmen masyarakat.

Untuk menjaga momentum pemulihan dan memastikan pertumbuhan yang lebih inklusif, BI juga mendukung rekomendasi IMF dan G-20 tentang perlunya penerapan kebijakan fiskal, moneter, dan reformasi struktural di negara maju dan emerging. "Rekomendasi-rekomendasi kebijakan itu sejatinya sejalan dengan bauran kebijakan yang tengah ditempuh otoritas Indonesia, termasuk BI," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia