BI: Ekonomi RI 2015 tumbuh 4,9%



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mulai realistis dalam memandang pertumbuhan ekonomi 2015. Otoritas moneter ini memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sampai akhir 2015 ada di bawah 5%.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo bilang, kegiatan ekonomi riil baru mulai tumbuh di semester kedua 2015. Itu tampak pada indikator konsumsi dan investasi yang membaik. Dari sisi konsumsi, penjualan ritel semester kedua mengalami perbaikan. Setelah tumbuh melambat pada semester I, hasil survei penjualan eceran BI menyebutkan indeks penjualan riil (IPR) pada Juli 2015 sebesar 197,4, tumbuh 4,8% dibandingkan periode sama 2014.

Sementara IPR pada Juni tumbuh 22,3% year on year (yoy). Tanda-tanda perbaikan juga tampak pada penjualan kendaraan bermotor. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat ada kenaikan penjualan mobil Agustus sebesar 62,78% dibandingkan bulan sebelumnya.


Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) juga mencatat penjualan sepeda motor di Agustus 2015 naik 47,07% dibandingkan Juli 2015. Perbaikan konsumsi masyarakat juga tampak dari pertumbuhan kredit. Hingga saat ini penyaluran kredit tumbuh 10%-11%. "Sampai akhir tahun akan naik sekitar 13%," kata Perry, Selasa (29/9).

Dari sisi investasi, data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyebutkan, penjualan semen pada Agustus 2015 sebesar 11%. Sementara pada September 2015 naik 6% dibandingkan periode sama 2014.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengungkapkan perbaikan investasi juga tampak dari impor barang modal yang meningkat signifikan. Impor besi dan baja naik 60% dan penyerapan belanja modal pemerintah telah mencapai 30%-40%.

"BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi triwulan ketiga 4,9% dan triwulan keempat 5% sehingga keseluruhan pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa sekitar 4,9%," kata Perry.

Proyeksi tersebut masih dalam kisaran proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 4,7%-5,1%. Proyeksi BI tersebut sama dengan proyeksi Bank Pembangunan Asia atau Asia Development Bank (ADB) sebesar 4,9%.

Ekonom Universitas Ma Chung, Malang, Doddy Ariefianto bilang, pertumbuhan ekonomi sampai akhir tahun ini lebih rendah dari proyeksi BI, pemerintah, dan ADB. Sebab ekonomi baru bangkit di kuartal empat. Dia memperkirakan, pertumbuhan kuartal III 2015 hanya 4,7% dan kuartal keempat 5,1% sehingga sampai akhir tahun 4,8%.

"Pertumbuhan ekonomi kami revisi dari proyeksi sebelumnya 5%," kata Doddy. Pertumbuhan ekonomi belum bisa melejit karena karena hanya ditopang belanja pemerintah. Sedangkan kontribusi belanja pemerintah tak akan banyak ke pertumbuhan ekonomi. Ia memproyeksikan konsumsi rumah tangga tahun ini hanya 4,7%, lebih rendah dibandingkan tahun lalu 5,1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie