BI: Ekspansi likuiditas belum optimal dorong pertumbuhan ekonomi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) berupaya untuk menciptakan kondisi likuiditas yang tetap longgar dengan kebijakan moneter yang akomodatif dan sinergi dengan pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional. 

Hal ini dilakukan BI dengan melakukan likuiditas ke perbankan atau quantitative easing (QE) di perbankan juga dengan melanjutkan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana. 

Sayangnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, ekspansi likuiditas yang dilakukan bank sentral masih belum optimal mendorong pertumbuhan ekonomi. 


Baca Juga: BI telah membeli SBN sebesar Rp 116,26 triliun di pasar perdana hingga 15 Juni 2021

“Ini di tengah kecepatan perputaran uang di ekonomi (velositas) yang menurun, seiring belum kuatnya permintaan domestik,” ujar Perry, Kamis (17/6) via video conference. 

Namun, dengan pelonggaran-pelonggaran yang sudah dilakukan oleh bank sentral, Perry optimistis likuiditas sektor keuangan lebih dari cukup.

Hal ini tercermin dalam uang beredar dalam arti sempit (M1) yang tumbuh 12,6% yoy dan uang beredar dalam arti luas (M2) yang tumbuh 8,1% yoy. 

Selanjutnya: BI siapkan kuda-kuda untuk atasi dampak kebijakan The Fed

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli