BI Fast akan pangkas pendapatan komisi bank, tapi tak signifikan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan sistem pembayaran baru BI- Fast Payment berpotensi memangkas pendapatan berbasis komisi atau fee based income dari sektor perbankan. Maklum, tarif BI Fast Payment lebih rendah dari tarif Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). 

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan, kemungkinan penurunan tersebut tidak akan terlalu signifikan karena perbankan bisa memperoleh pendapatan komisi dari berbagai sumber. 

"BI Fast yang sebelumnya yaitu SKNBI hanya menyumbang bagian kecil dari fee based income bank secara umum," kata Amin, Senin (25/10). 


Walau fee based income terpangkas, kebijakan ini justru bisa menguntungkan perbankan. Dengan berbagai kemudahan dan proses transaksi yang lebih cepat, volume transaksi nasabah juga bertambah. 

Baca Juga: Kabar baik! Biaya transfer antarbank turun dari Rp 6.500 jadi Rp 2.500

Terlebih, BI Fast memfasilitasi pembayaran ritel secara cepat (real time), tersedia setiap saat dengan biaya yang murah. Biaya yang dikenakan dari BI ke bank Rp 19 per transaksi, dari bank ke nasabah Rp 2.500 per transaksi. 

"Proses yang mudah menjadi alasan utama peningkatan peningkatan transaksi," kata Amin.

Guna mengantisipasi penurunan fee based income, sejumlah perbankan siapkan strategi. PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk misalnya, akan memperkaya pemasukan komisi dari berbagai sumber, khususnya memanfaatkan layanan e-channel. 

"Kemudian melakukan partnership untuk memperkaya fitur dan menambah kemudahan bagi nasabah dalam memenuhi kebutuhan transaksinya. Juga mendorong nasabah untuk terus bertransaksi di BTN, melalui program rewards," kata Direktur BTN Andi Nirwanto. 

Di sisi lain, ia juga masih percaya kebijakan ini akan dorong peningkatan jumlah transaksi. Karena fitur BI Fast lebih fleksibel, serta kemudahan transaksi menggunakan nomor handphone dan email sebagai pengganti nomor rekening. 

Tak berbeda jauh, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga membidik fee based income dari transaksi lain. Bank pelat merah ini melengkapi e-channel atau transaksi perbankan seperti Super App teranyar New Livin' by mandiri.

Senior Vice President Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi menyebutkan, layanan ini menyedikan fitur baru seperti buka rekening online,  Quick Pick untuk transaksi favorit tanpa login, fitur menghubungkan dan lihat saldo uang elektronik, tarik tunai tanpa kartu di ATM dan bayar via QRIS. 

"Kami berharap, hal ini memberikan pengalaman baru untuk bertransaksi dan membuat nasabah semakin sering bertransaksi secara elektronik. Pada gilirannya akan menjaga pendapatan fee based income," ujarnya. 

Selain itu, Bank Mandiri juga aktif membuat berbagai macam promo untuk meningkatkan transaksi nasabah. Yang terbaru adalah program khusus pengguna New Livin' by Mandiri yang berkesempatan memperoleh 100 unit BMW, 1000 unit vespa dan Yamaha NMAX hingga akhir tahun. 

Seperti diketahui, BI-Fast akan diimplementasikan secara bertahap mulai Desember 2021 dengan prioritas awal adalah transfer kredit individual. Mulai tahun 2022 akan dilakukan pengembangan layanan BI-Fast untuk transfer debit, bulk credit dan request for payment. 

Nantinya, besaran biaya transaksi BI Fast akan diturunkan secara bertahap berdasarkan evaluasi secara berkala. Untuk saat ini, batas nominal pada tahap awal sebesar Rp 250 juta per transaksi. 

Layanan ini bisa diakses melalui counter dan kanal mobile, ke depan akan melayani transaksi menggunakan QR, ATM dan EDC. BI Fast sendiri melayani transaksi transfer kredit, transfer debit, dan ke depan dikembangankan untuk transaksi kartu ATM, kartu kredit dan uang elektronik.

Selanjutnya: BI Fast jadi layanan transfer termurah, ini jenis transfer lain dan biayanya lengkap

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat