BI-Fast Kerap Alami Gangguan, Cermati Penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Kehadiran layanan BI-Fast yang lebih murah telah mengubah peta transaksi sistem pembayaran. Namun layanan ini pada akhir pekan awal April lalu sempat mengalami gangguan.

Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Santoso ada beberapa peserta BI Fast belum siap melayani lonjakan transaksi.

"Ketika tidak siap, layanan ke beberapa bank tertentu menjadi macet, otomatis nasabah dirugikan. Nasabah juga tidak tahu bank yang menjadi penyebab macet," ujar Santoso.


Guna memecahkan masalah itu, menurut Santoso, semua peserta BI-Fast harus memiliki kemampuan memprediksi jumlah transaksi yang akan terjadi. 

Baca Juga: BI-Fast Telah Mengubah Peta Transaksi Sistem Pembayaran

Ia memperkirakan, transaksi pada Lebaran akan normal karena hanya ada segmen ritel.  Sedangkan segmen wholesale biasanya tidak terlalu tinggi.

SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri, Thomas Wahyudi mengakui, terkadang ada sedikit kendala BI-Fast. 

Ia menilai, paling penting bank mampu memitigasi dan mengantisipasi. Terkait downtime BI Fast, bank bisa memiliki alternatif solusi.

Misalnya transfer online via switching, Real Time Gross Settlement (RTGS), Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). 

Ia mengklaim, Bank Mandiri salah satu bank yang pertama kali mengimplementasikan transaksi BI Fast pada Livin. 

Sehingga Bank Mandiri menjadi Bank dengan transaksi BI Fast terbanyak secara jumlah transaksi maupun volume.

Baca Juga: Inilah Penyebab Utama Layanan BI-Fast Kerap Alami Gangguan

Transaksi BI Fast pada Livin by Mandiri di tahun 2022 lebih dari 250 juta dengan nilai lebih dari Rp 750 triliun.

Hingga Februari 2023, transaksi BI Fast di Livin didominasi nasabah perorangan. Transaksi tumbuh hampir 200% secara tahunan (yoy) serta nilai transaksi tumbuh di atas 175% yoy. 

"Ini menunjukkan transaksi BI Fast di 2023 semakin meningkat," tuturnya. Bank Mandiri menargetkan transaksi BI Fast sampai akhir 2023 lebih dari 300 juta. Tumbuh 25% yoy dibandingkan 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli