JAKARTA. Kondisi indek harga konsumen (IHK) Januari 2015 berpeluang mengulang kondisi yang sama tahun 2009, yakni deflasi. Soalnya, banyak harga barang dan jasa yang turun pada bulan ini. Januari 2009 terjadi deflasi sebesar 0,07%. Ini merupakan satu-satunya deflasi pada bulan Januari sepanjang 10 tahun terakhir. Saat itu, pendorong deflasi berasal dari kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan, serta perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar rumah tangga. Kali ini, penurunan harga malah lebih banyak. Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium sudah turun dua kali dari Rp 8.500 ke Rp 7.600, lalu menjadi Rp 6.700 per liter. Lalu, harga gas elpiji kemasan 12 kg turun Rp 5.700 per tabung. Tarif listrik untuk pelanggan 6.600 watt ke atas susut tipis dari Rp 1.496,33 pada Desember 2014 menjadi Rp 1.496,05 per kWh.
BI: Harga barang turun, Januari berpeluang deflasi
JAKARTA. Kondisi indek harga konsumen (IHK) Januari 2015 berpeluang mengulang kondisi yang sama tahun 2009, yakni deflasi. Soalnya, banyak harga barang dan jasa yang turun pada bulan ini. Januari 2009 terjadi deflasi sebesar 0,07%. Ini merupakan satu-satunya deflasi pada bulan Januari sepanjang 10 tahun terakhir. Saat itu, pendorong deflasi berasal dari kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan, serta perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar rumah tangga. Kali ini, penurunan harga malah lebih banyak. Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium sudah turun dua kali dari Rp 8.500 ke Rp 7.600, lalu menjadi Rp 6.700 per liter. Lalu, harga gas elpiji kemasan 12 kg turun Rp 5.700 per tabung. Tarif listrik untuk pelanggan 6.600 watt ke atas susut tipis dari Rp 1.496,33 pada Desember 2014 menjadi Rp 1.496,05 per kWh.