BI harus intervensi jika rupiah di level 13.200



JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ambruk ke level terendah sejak Agustus 1998 pada Kamis (5/3). Namun hingga saat ini, baik pemerintah maupun Bank Indonesia belum melakukan intervensi untuk menanggulangi pelemahan yang masih berpeluang untuk berlanjut ini.

Analis PT Milenium Penata Futures, Suluh Adil Wicaksono mengatakan pemerintah harus menjaga agar fluktuasi nilai tukar tidak terlalu ekstrim. “Pemerintah harus menjaga stabilitas rupiah agar jika melemah tajam. Di sisi lain ya jadinya kalau menguat juga tidak terlalu ekstrim,” katanya. Intervensi itu bisa dilakukan oleh pemerintah atau BI agar bergerak stabil.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri Tbk Reny Eka Putri memaparkan bahwa saat ini pemerintah dan Bank Indonesia memiliki perhitungannya tersendiri. Posisi level nilai tukar rupiah saat ini dipandang masih dalam area yang aman.


Dugaan Reny reaksi pemerintah yang masih datar saat ini karena dirasa level rupiah belum masuk ke level berbahaya. Kekhawatiran ini karena pergerakan rupiah masih berada di jalur aman. Terlihat dari target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih 5,5%, inflasi yang didorong ke level 4% plus minus 1% dan rupiah yang masih di koridor Rp 12.900 – Rp 13.000.

“Mungkin ada target baru sampai level berapa baru pemerintah dan BI merasa perlu melakukan intervensi,” papar Reny. Memang mungkin bagi pasar ada tanda tanya yang menggelayut, mengapa hingga sampai di level ini bahkan pemerintah tidak merespon secara besar.

Reny melihat jika pelemahan ini terus berlanjut sudah saatnya pemerintah perlu ambil alih. “Bisa saja melalui obligasi, menahan rupiah yang beredar di pasar atau melakukan hedging,” saran Reny.

Senada disampaikan oleh Analis dan Direktur PT Astronacci International Gema Goeyardi. Dia bilang saat ini rupiah masih bergerak di batas wajar sehingga belum dibutuhkan intervensi dari pemerintah. “Intervensi perlu dilakukan kalau level rupiah sudah menyentuh Rp 13.200,” kata Gema. Jika dilakukan di bawah level itu malah tidak bagus dan akan terjadi inflasi kembali di Indonesia.

Menurut Gema jika batas wajar itu ditembus maka saatnya pemerintah melakukan intervensi. Yang dilakukan dengan cara membeli rupiah sebanyak-banyaknya dan melakukan penjualan dollar AS. “Selain itu penting juga untuk menjaga harga sembako dan bahan pokok lainnya, saat ini hanya BBM yang sudah aman,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa