BI ikut danai vaksin Covid-19 hingga Rp 47 triliun lewat burden sharing



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) turut mengambil peran dalam pengadaan vaksin Covid-19 dalam hal pendanaannya. Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, BI mendanai vaksin hingga Rp 47 triliun. 

“Saya sudah bilang ke Presiden dan Menteri Keuangan, itu dana tahun lalu dari burden sharing masih sisa Rp 47 triliun, di carry over untuk 2021. Udah itu dana termasuk dalam silpa dipakai aja beli vaksin,” jelas Perry, Jumat (22/1). 

Dengan demikian, dia optimistis kalau tidak ada masalah biaya dalam proses pengadaan vaksin ini. Namun, bukan berarti pengadaan vaksin tidak ada tantangan. Ia pun mengatakan beberapa hal yang bisa menghambat proses vaksinasi. 


Baca Juga: BI: Masih ada ruang bagi penurunan suku bunga acuan

Pertama, soal ketersediaan vaksin. Seperti yang kita ketahui, saat ini negara-negara di dunia mengadakan proses vaksinasi dan tak jarang Indonesia berebut vaksin dengan negara lain. 

Kedua, implementasi di lapangan. Dengan luasnya Indonesia dan banyak penduduk yang masuk kategori perlu divaksinasi, perlu kordinasi yang cukup untuk melancarkan proses vaksinasi. 

Ketiga, proses vaksinasi tidak bisa instan. Ini perlu waktu untuk akhirnya menjangkau seluruh masyarakat. Belum lagi, Indonesia juga perlu waktu mendatangkan stock vaksin. 

Namun, Perry tetap yakin proses vaksinasi ini akan berjalan lancar dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Ini pun akhirnya bisa membuka jalan lebih lebar bagi Indonesia untuk mendapatkan pemulihan ekonomi. 

Selanjutnya: BI tahan suku bunga acuan, indeks saham sektor properti naik tipis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari