JAKARTA. Masyarakat semakin optimistis terhadap kondisi ekonomi Indonesia. Kesimpulan semacam itu merupakan hasil Survei Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) yang digelar Bank Indonesia (BI) periode November.
Angka IKK per November adalah 111 poin, naik 1 poin daripada IKK per akhir Oktober. BI melakukan survei IKK terhadap 4.600 rumah tangga di 18 kota besar. BI menjelaskan, responden semakin optimistis karena laju inflasi makin terkendali, dan cenderung turun. Di saat yang sama, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat menguat. Peningkatan IKK itu ditopang oleh kenaikan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE). Di akhir November, IKE sebesar 97,7 poin, naik dari angka IKE di akhir Oktober, 96,8 poin. Peningkatan IKE ini mencerminkan membaiknya persepsi responden terhadap ketersediaan lapangan kerja. Kepala riset ekonomi Bank Internasional Indonesia (BII), Juniman mengatakan, kenaikan IKK berarti masyarakat optimistis pertumbuhan ekonomi di tahun depan akan makin tinggi. "Masyarakat percaya, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5% di 2010 bisa tercapai," ujarnya.
Laju inflasi juga berpengaruh langsung terhadap peningkatan IKK. Karena harga bahan pokok merosot, pengeluaran masyarakat sepanjang November menjadi makin terkendali. "Situasi ini berbeda dengan kondisi awal tahun. Waktu itu, harga bahan pokok cenderung naik, hingga indeks kepercayaan konsumen ikut merosot," tutur Juniman. Pengamat ekonomi David Sumual menilai, seharusnya IKK periode November berpeluang lebih tinggi lagi. Penghambat kenaikan indeks adalah perseteruan antara penegak hukum serta tidak tuntasnya isu korupsi dalam penyelamatan Bank Century. "Ini tidak sesuai dengan ekspektasi masyarakat,' ujarnya. Dalam survei IKK, BI memerinci ada 17 wilayah yang memiliki IKK di level optimis. Kota Ambon memiliki IKK tertinggi, 122,6 poin, untuk November. Sedang IKK terendah berada di kota Padang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Syamsul Azhar