BI: Inflasi bisa ditekan, suku bunga akan turun



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengaku menginginkan suku bunga (BI rate) bisa diturunkan. Namun sayangnya penurunan tersebut belum bisa dilakukan oleh BI saat ini. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, sangat penting untuk menciptakan iklim ekonomi dengan tingkat bunga yang rendah. Pasalnya, akan menciptakan industri di Indonesia semakin kompetitif. Namun sekarang ini suku bunga belum bisa diturunkan. Menurut Agus, salah satu alasan yang membuat tingkat bunga Indonesia tinggi adalah inflasi.

Sebelumnya, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Kamis minggu lalu (8/5) BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada level 7,5%. Agus menjelaskan, penyebab inflasi berada dalam tekanan adalah kebijakan pemerintah soal subsidi bahan bakar minyak (BBM). Pemerintah memberikan subsidi BBM dalam jumlah besar setiap tahunnya dan setiap tahun pula pengelolaan fiskal terganggu akibat lonjakan besaran subsidi BBM. Alhasil cara yang dilakukan pemerintah untuk mengerem subsidi yang tinggi adalah dengan menaikkan harga BBM seperti pada tahun 2013 kemarin. Tidak heran inflasi tahunan pada akhir 2013 tercatat sebesar 8,38%. "Inflasi secara umum apabila bisa ditekan rendah dan stabil, maka tingkat bunga bisa lebih rendah," ujar Agus, Senin (12/5).

Saat ini BI memang melihat inflasi sudah dalam trend menurun, namun masih harus terus diwaspadai. Apalagi, pemerintah berencana untuk mengenakan kebijakan subsidi tetap. Seandainya kebijakan tersebut dilakukan tahun ini tentu akan kembali memberikan tekanan pada inflasi. Sebagai informasi, dalam hitungan BI apabila dilakukan subsidi tetap Rp 2.000 per liter maka akan ada tambahan inflasi sebesar 2,5%. Semakin kecil subsidinya maka dampak pada inflasi akan semakin besar. Menteri Keuangan Chatib Basri ketika ditanyakan mengenai kebijakan subsidi seperti apa yang akan dibawa pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 masih belum mau memberikan jawaban pasti. "Nanti kita lihat. Lagi dibahas sekarang," tandasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan