JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan inflasi Mei yang dicatatkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 0,39% atau 4,33% year on year (YoY) masih terjaga. Walaupun sedikit di atas proyeksi bank sentral sebesar 0,37%. Agus bilang, pada bulan Mei lalu kontribusi inflasi dari harga yang bergejolak (volatile food) cukup tinggi, sebesar 0,91%. Angka itu lebih tinggi dibanding inflasi harga yang diatur pemerintah (administered prices) dan inflasi inti yang masing-masing tercatat sebesar 0,69% dan 0,16%. Meski demikian, Agus optimistis pemerintah menaruh perhatian tinggi pada stabilisasi harga pangan dan menjaga pasokan pangan. Oleh karena itu, ke depan inflasi volatile food diharapkan lebih terjaga. "Kami harapkan bisa kita jaga dan komitmen menjaga stabilisasi harga pangan ada di situ," kata Agus, Jumat (2/6). Lebih lanjut menurutnya, untuk di Juni ini, selain harga pangan dan dampak lanjutan kenaikan tarif listrik 900 volt ampere (VA) Mei lalu, yang juga perlu diwaspadai adalah tarif transportasi dan biaya-biaya sekolah lantaran Juni ini bertepatan dengan tahun ajaran baru. Namun Agus mengaku, pihaknya bersama-sama dengan pemerintah pusat dan daerah akan melakukan rapat koordinasi terkait pengendalian inflasi pada 12 Juni mendatang. "Diharapkan nanti kegiatan pengendalian inflasi pusat dan daerah terjaga," tambah dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BI: Inflasi perlu dijaga agar sesuai target
JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan inflasi Mei yang dicatatkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 0,39% atau 4,33% year on year (YoY) masih terjaga. Walaupun sedikit di atas proyeksi bank sentral sebesar 0,37%. Agus bilang, pada bulan Mei lalu kontribusi inflasi dari harga yang bergejolak (volatile food) cukup tinggi, sebesar 0,91%. Angka itu lebih tinggi dibanding inflasi harga yang diatur pemerintah (administered prices) dan inflasi inti yang masing-masing tercatat sebesar 0,69% dan 0,16%. Meski demikian, Agus optimistis pemerintah menaruh perhatian tinggi pada stabilisasi harga pangan dan menjaga pasokan pangan. Oleh karena itu, ke depan inflasi volatile food diharapkan lebih terjaga. "Kami harapkan bisa kita jaga dan komitmen menjaga stabilisasi harga pangan ada di situ," kata Agus, Jumat (2/6). Lebih lanjut menurutnya, untuk di Juni ini, selain harga pangan dan dampak lanjutan kenaikan tarif listrik 900 volt ampere (VA) Mei lalu, yang juga perlu diwaspadai adalah tarif transportasi dan biaya-biaya sekolah lantaran Juni ini bertepatan dengan tahun ajaran baru. Namun Agus mengaku, pihaknya bersama-sama dengan pemerintah pusat dan daerah akan melakukan rapat koordinasi terkait pengendalian inflasi pada 12 Juni mendatang. "Diharapkan nanti kegiatan pengendalian inflasi pusat dan daerah terjaga," tambah dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News