BI: Inflasi tertinggi akan terjadi pada Desember



JAKARTA. Bank Indonesia memperkirakan, inflasi tertinggi akan terjadi pada akhir tahun 2014. Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo memperkirakan, inflasi pada Desember 2014 secara bulanan, bisa di atas 2%.

Tingginya inflasi bulan depan, menurut Agus, dikarenakan harga yang bergejolak alias volatile food. Agus bilang, hal itu harus dijaga.

"Ini masih minggu ketiga (November), volatile food dan inflasi inti (core inflation) masih terjadi dan terjaga. Jadi saya rasa harus waspadai kenaikan inflasi yang terjadi di Desember," jelas Agus di Jakarta, Rabu (26/11).


Agus menyebutkan, inflasi yang terjadi pada Oktober secara bulanan sebesar 0,57% dan secara tahunan mencapai 4,83%. Pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah pada 17 November 2014 pukul 00.00 WIB yang mulai berlaku efektif pada 18 November 2014, terhadap kenaikan tingkat inflasi juga sudah terlihat.

Pada pekan ketiga November 2014 ini, Agus memperkirakan inflasi yang sedikit naik dan akan berada pada kisaran 1,3%-1,6%. Ia menambahkan, jika seandainya inflasi secara bulanan pada November berada di kisaran 1,3%-1,6%, maka total inflasi secara tahunan akan berada di level 6,1%.

"Jadi ini yang harus dijaga, karena pada akhir tahun, Bank Indonesia melihat inflasi dikisaran 7,7%-8,1%. Tentu harus diupayakan agar inflasi pada akhir tahun berada di 7,7%," kata Agus.

Catatan saja, efek kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mulai menjalar. Utamanya mengerek tarif transportasi dan harga kebutuhan pokok. Kenaikan BBM yang dilakukan pemerintahan baru Jokowi-JK sebesar Rp 2.000 per liter untuk BBM jenis premium dan juga solar.

Estimasi BI, kenaikan harga BBM akan menyumbang tambahan inflasi 2,6% sehingga inflasi pada tahun ini diprediksi 7,7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie