BI Ingatkan Inflasi akan Pengaruhi Daya Beli Masyarakat dan Kondisi Fiskal Pemerintah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peningkatan inflasi global yang disebabkan oleh berbagai peristiwa belakangan ini, dikhawatirkan membawa dampak pada peningkatan inflasi dalam negeri. 

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan, peningkatan inflasi bisa berdampak pada kondisi keuangan masyarakat maupun kondisi keuangan negara. Sehingga, ini harus diperhatikan. 

Dalam hal ini, Dody memandang peningkatan harga yang signifikan akan mempengaruhi daya beli masyarakat. Bila daya beli tergerus, aktivitas konsumsi rumah tangga bisa terganggu, sehingga imbasnya, pada laju pertumbuhan ekonomi yang tertahan. 


Baca Juga: BPS: Inflasi April Bisa Tinggi Dipicu Sejumlah Faktor, Termasuk Kenaikan BBM dan PPN

Pemerintah tentu berupaya dalam menjaga stabilitas harga, salah satunya dengan menaikkan alokasi subsidi. Namun, di satu sisi ini akan membuat belanja fiskal akan membengkak. 

“Ini kombinasi imbangan, antara bagaimana pertumbuhan harus didorong, daya beli harus didorong, tetapi fiskal yang terkonsolidasi menjadi hal yang penting,” tutur Dody dalam acara daring, Kamis (7/4). 

Namun, Dody tetap yakin, meski tantangan global akan memberi tantangan bagi inflasi domestik, tetapi inflasi pada akhir tahun 2022 masih akan berada di kisaran sasaran BI yang sebesar 2% yoy hingga 4% yoy, meski akan ada di batas atas sasaran yang sebesar 4% yoy. 

“Makanya yang penting adalah bagaimana kita menjaga inflasi, kami terus merumuskan bersama dengan pemerintah kebijakan apa yang harus dilakukan,” tandas Dody. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi