BI : Investment grade, jangan jumawa



JAKARTA. Setelah November lalu kedatangan delegasi lembaga pemeringkat utang Moody's, Bank Indonesia (BI) kini menanti delegasi dari S&P. Kunjungan petinggi lembaga pemeringkat tersebut diharapkan dapat menunjukkan secara langsung positifnya perkembangan ekonomi Indonesia. "Kami berharap, delegasi S&P yang datang nanti merupakan level atas. Semoga Januari 2012 sudah ke Indonesia," ujar Gubernur BI Darmin Nasution, Kamis (12/30). Lantas, apakah kedatangan delegasi Moody's dan S&P merupakan sinyal hijau bagi peningkatan peringkat Indonesia ke level investment grade pertengahan tahun depan? "Kalau menurut saya semestinya iya. Paling tidak salah satu (S&P atau Moody's). Hanya saja, apakah kuartal pertama atau kedua saya tak bisa omong besar. Kita tidak boleh jumawa," pungkas Darmin. Moody's, S&P, dan Fitch merupakan tiga lembaga pemeringkat utama yang menjadi acuan di Indonesia selain Fitch. Penilaian dari ketiga lembaga rating tersebut mencakup lebih dari 80% pemeringkat kredit negara-negara di Indonesia. Dari ketiganya, Fitch-lah yang lebih dulu menempatkan Indonesia sebagai negara layak investasi dengan peringkat utang BBB- pada 15 Desember 2011. Sementara itu S&P terakhir kali menempatkan peringkat Indonesia di level BB+ (non investment grade) pada 8 April 2011. Adapun Moody's merating Indonesia di level Ba1 (non-investment grade) pada 17 Januari 2011. Masuknya Indonesia ke jajaran negara berpredikat investment grade bisa mencerminkan persepsi positif yang penting untuk penanaman modal asing, khususnya yang bersifat jangka panjang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: