JAKARTA. Gejolak pasar keuangan global masih menjadi salah satu isu besar bagi Bank Indonesia (BI) dalam menentukan kebijakan. Adanya rencana penaikkan suku bunga acuan The Fed membuat BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 7,5%. Agus D.W Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia mengatakan, pihaknya tetap waspada akan dampak kebijakan yang diambil oleh sejumlah otoritas global. Selain rencana kenaikan suku bunga The Fed, kebijakan pelonggaran yang dilakukan Bank Sentral Jepang, China, dan Eropa juga menjadi pertimbangan BI dalam menentukan kebijakan. Oleh karena itu, kendati BI Rate tetap di level semula, BI juga melakukan pelonggaran melalui penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) primer dari 8% menjadi 7,5%. Menurut itung-itungan BI, penurunan ini bisa menambah kemampuan penyaluran kredit perbankan hingga Rp 18 trliun.
BI jaga cadangan devisa dengan BCSA
JAKARTA. Gejolak pasar keuangan global masih menjadi salah satu isu besar bagi Bank Indonesia (BI) dalam menentukan kebijakan. Adanya rencana penaikkan suku bunga acuan The Fed membuat BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 7,5%. Agus D.W Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia mengatakan, pihaknya tetap waspada akan dampak kebijakan yang diambil oleh sejumlah otoritas global. Selain rencana kenaikan suku bunga The Fed, kebijakan pelonggaran yang dilakukan Bank Sentral Jepang, China, dan Eropa juga menjadi pertimbangan BI dalam menentukan kebijakan. Oleh karena itu, kendati BI Rate tetap di level semula, BI juga melakukan pelonggaran melalui penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) primer dari 8% menjadi 7,5%. Menurut itung-itungan BI, penurunan ini bisa menambah kemampuan penyaluran kredit perbankan hingga Rp 18 trliun.