JAKARTA. Nilai tukar rupiah pada hari ini (28/3) masih menunjukkan keperkasaannya. Kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan, rupiah diperdagangkan di level Rp 11.404 per dolar Amerika Serikat (AS) atau menguat 0,29% dibanding nilai tukar kemarin, Kamis (27/3) yang diperdagangkan pada level Rp 11.438 per dolar AS.Sampai kapankah rupiah akan terus menguat?Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menguraikan beberapa faktor yang menjadi pendorong penguatan nilai tukar rupiah diantaranya adalah fundamental ekonomi Indonesia yang saat ini menunjukkan tren membaik.Angka inflasi yang terjaga, turut mendorong penguatan rupiah. Selain itu, faktor teknikal serta ekonomi global turut menopang penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS."Faktor dalam negeri positif mendorong rupiah lebih kuat. Current account deficit yang baik juga menumbuhkan confidence (keyakinan) pasar," ujar Perry di Gedung BI, Jakarta, Jumat (28/3).Meski terus menerus mengalami penguatan, namun menurut Perry, bank sentral tidak menargetkan penguatan nilai tukar rupiah ada di level tertentu. Hal ini lantaran, BI terus menerus menjaga kebijakan stabilitas keuangan berdasarkan fundamental."Kami tidak akan menargetkan nilai tukar, karena perkembangan rupiah sebagaimana diketahui akan tetap pada konteks kebijakan stabilitas sesuai dengan fundamental. BI akan tetap melakukan kebijakan nilai tukar yang arahnya adalah stabilisasi perkembangan nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya. Ini yang akan kami lakukan," jelas Perry.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BI jaga nilai tukar rupiah sesuai fundamental
JAKARTA. Nilai tukar rupiah pada hari ini (28/3) masih menunjukkan keperkasaannya. Kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan, rupiah diperdagangkan di level Rp 11.404 per dolar Amerika Serikat (AS) atau menguat 0,29% dibanding nilai tukar kemarin, Kamis (27/3) yang diperdagangkan pada level Rp 11.438 per dolar AS.Sampai kapankah rupiah akan terus menguat?Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menguraikan beberapa faktor yang menjadi pendorong penguatan nilai tukar rupiah diantaranya adalah fundamental ekonomi Indonesia yang saat ini menunjukkan tren membaik.Angka inflasi yang terjaga, turut mendorong penguatan rupiah. Selain itu, faktor teknikal serta ekonomi global turut menopang penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS."Faktor dalam negeri positif mendorong rupiah lebih kuat. Current account deficit yang baik juga menumbuhkan confidence (keyakinan) pasar," ujar Perry di Gedung BI, Jakarta, Jumat (28/3).Meski terus menerus mengalami penguatan, namun menurut Perry, bank sentral tidak menargetkan penguatan nilai tukar rupiah ada di level tertentu. Hal ini lantaran, BI terus menerus menjaga kebijakan stabilitas keuangan berdasarkan fundamental."Kami tidak akan menargetkan nilai tukar, karena perkembangan rupiah sebagaimana diketahui akan tetap pada konteks kebijakan stabilitas sesuai dengan fundamental. BI akan tetap melakukan kebijakan nilai tukar yang arahnya adalah stabilisasi perkembangan nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya. Ini yang akan kami lakukan," jelas Perry.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News