BI janji akan terus kawal rupiah



JAKARTA. Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, terus saja melemah. Pada hari ini, Rabu (21/8), kurs tengah rupiah di Bank Indonesia (BI) tercatat Rp 10.723 per dollar AS.

Deputi Gubernur BI Hendar mengatakan, berdasarkan assessment pihaknya akan terus mengawal pergerakan nilai tukar rupiah agar mencerminkan fundamental. "Level nilai tukar yang baik tidak overvalue dan undervalue. Memang tidak mudah (menentukan) berapa besarannya," kata Hendar di Jakarta, Rabu (21/8). Dalam kesempatan yang sama Gubernur BI Agus Martowardojo mengungkapkan selama dua pekan terakhir terdapat tekanan di nilai tukar rupiah, pasar keuangan dan juga pasar modal. Namun, menurut Agus, jika terjadi gejolak terhadap nilai tukar di seluruh dunia, seluruh negara pasti akan terkena dampaknya. Ia menilai, pelemahan nilai tukar rupiah tidak seburuk mata uang Jepang, India ataupun Australia. Menurutnya, tekanan pelemahan rupiah ini lantaran ada pengaruh eksternal, mengenai kepastian penghentian program stimulus moneter Amerika Serikat atau Quantitative Easing (QE) yang keputusannya tengah dinanti malam nanti. Menurut Agus, Indonesia sebagai negara dengan pasar yang masih berkembang, harus bersiap diri menghadapi penarikan dana investor asing yang menanamkan investasinya di pasar modal maupun pasar saham dalam negeri. "Kita harus bersiap diri. Bank juga harus berhati-hati dalam mengelola valas, jangan ketidakcocokan (mismatch). Jaga aset, jaga utang luar negeri," ujar Agus. Selain itu, kata Agus, yang turut menyumbang pelemahan rupiah dari faktor domestik adalah kualitas neraca pembayaran yang mengalami defisit. Karena itu, tantangan BI selanjutnya adalah bagaimana menurunkan defisit neraca perdagangan Indonesia. "Kami masih yakin defisit neraca perdagangan di 2013 masih akan di bawah 3% secara keseluruhan," ujar Agus. Untuk memperkuat nilai tukar rupiah, semua pihak harus mendukung, khususnya peran eksportir untuk tetap menyimpan mata uang asing di dalam negeri. Agus juga menambahkan masa sulit yang menekan fiskal dalam negeri sudah berlalu di mana hal tersebut terlihat dari arus dana investor asing yang sudah kembali masuk ke pasar modal Indonesia. "Arus dana investor asing di 2013 sudah keluar semua. Namun begitu (kondisi) mulai netral kan (arus dana investor asing) itu akan masuk kembali ke Indonesia," kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.