BI: Jisdor lebih akurat dan transparan dari NDF



JAKARTA. Tetangga Singapura yakni The Association of Banks in Singapore (ABS) memutuskan untuk tidak melanjutkan penetapan kontrak rupiah di pasar non deliverable forward (NDF) kemarin (19/2). Para investor punharus menggunakan nilai tukar acuan yang dirilis Bank Indonesia (BI) yakni Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) dalam bertransaksi. Alasan ABS tidak mau lagi menggunakan NDF adalah karena selisih rupiah di pasar onshore dan offshore semakin mengecil. Menurut ABS, nilai acuan rupiah di pasar offshore tidak lagi dipublikasikan per 28 Maret mendatang. BI menyambut positif keputusan ABS. Perubahan haluan ke Jisdor ini berarti kepercayaan investor akan transaksi rupiah yang dilakukan otoritas moneter Indonesia ini semakin meningkat. Kepercayaan pasar tinggi terhadap BI. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan Jisdor adalah salah satu acuan untuk melakukan transaksi valas. Data rupiah yang disajikan dalam Jisdor adalah betul-betul hasil transaksi yang sebenarnya ada di pasar dan tidak ada campur tangan BI. Keadaan ini bertolak belakang dengan NDF. NDF hanya berdasarkan perkiraan pasar dan tidak nyata. "Jisdor lebih akurat dan transparan," ujar Tirta kepada KONTAN, Rabu (19/2). Perihal perubahan NDF ke Jisdor inilah yang kemudian menghembuskan kabar positif bagi nilai mata uang Garuda. Menurut Tirta, menguatnya nilai tukar rupiah yang terjadi sekarang ini selain faktor Jisdor, adalah karena membaiknya fundamental ekonomi Indonesia dalam soal defisit transaksi berjalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan