JAKARTA. Tren kenaikan utang luar negeri Indonesia terutama dari sektor swasta terus menjadi perhatian Bank Indonesia (BI). Karenanya, BI kini tengah mengkaji berbagai kebijakan untuk mengendalikan utang luar negeri sektor swasta ini. Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, saat ini BI tengah melakukan berbagai kajian untuk mencermati dan mengendalikan utang luar negeri swasta. Setidaknya, ada tiga kebijakan yang tengah dikaji BI, yakni, pertama, pemberlakukan batas maksimal rasio utang luar negeri dibandingkan dengan asetnya. Bila besaran utang sudah melebihi batas maksimal rasio asetnya, maka korporasi tidak diperbolehkan untuk berutang. Kedua, pemberlakuan syarat peringkat utang untuk menarik utang luar negeri. Semakin bagus peringkatnya, maka kesempatan korporasi untuk menarik utang luar negeri semakin besar. Sebaliknya, bagi perusahaan yang peringkat utangnya masih buruk, maka kesempatan untuk menarik utang akan semakin kecil lantaran risiko gagal bayarnya masih besar. Ketiga, BI akan mengkaji pengendalian utang luar negeri swasta lewat instrumen lindung nilai (hedging) utang valuta asing (valas). "Kami akan melihat perkembangan perusahaan yang melakukan hedging, sudah berkembang atau tidak. Risiko kerugian nilai tukar meningkat atau tidak," kata Perry, akhir pekan lalu.
BI Kaji Aturan Kendalikan Utang Luar Negeri Swasta
JAKARTA. Tren kenaikan utang luar negeri Indonesia terutama dari sektor swasta terus menjadi perhatian Bank Indonesia (BI). Karenanya, BI kini tengah mengkaji berbagai kebijakan untuk mengendalikan utang luar negeri sektor swasta ini. Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, saat ini BI tengah melakukan berbagai kajian untuk mencermati dan mengendalikan utang luar negeri swasta. Setidaknya, ada tiga kebijakan yang tengah dikaji BI, yakni, pertama, pemberlakukan batas maksimal rasio utang luar negeri dibandingkan dengan asetnya. Bila besaran utang sudah melebihi batas maksimal rasio asetnya, maka korporasi tidak diperbolehkan untuk berutang. Kedua, pemberlakuan syarat peringkat utang untuk menarik utang luar negeri. Semakin bagus peringkatnya, maka kesempatan korporasi untuk menarik utang luar negeri semakin besar. Sebaliknya, bagi perusahaan yang peringkat utangnya masih buruk, maka kesempatan untuk menarik utang akan semakin kecil lantaran risiko gagal bayarnya masih besar. Ketiga, BI akan mengkaji pengendalian utang luar negeri swasta lewat instrumen lindung nilai (hedging) utang valuta asing (valas). "Kami akan melihat perkembangan perusahaan yang melakukan hedging, sudah berkembang atau tidak. Risiko kerugian nilai tukar meningkat atau tidak," kata Perry, akhir pekan lalu.