BI: Kalau kemarin tidak ada kenaikan bunga acuan, mungkin ceritanya lain



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali melemah. Pada Kamis (16/8) rupiah di pasar spot, ditutup Rp 14.605 per dollar AS, melemah 0,07% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Padahal, Bank Indonesia (BI) telah menaikkan bunga acuan sebesar 25 basis point (bps) menjadi 5,5%. Dengan demikian, sepanjang tahun ini BI telah menaikkan bunga acuan sebanyak 125 bps.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah tersebut disebabkan oleh tekanan dari global yang masih cukup besar.  Menurutnya, kenaikan bunga acuan kemarin relatif membantu agar pelemahan rupiah tidak terjadi lebih dalam.


"Kalau kemarin tidak ada kenaikan, mungkin ceritanya akan lain," kata Dody saat ditemui di Gedung DPR MPR, Kamis (16/8).

Ia menerangkan, kenaikan bunga acuan memberikan sinyal positif ke pasar. Menurutnya, pasar bisa menerima bahkan investor asing mengapresiasi langkah yang diambil BI dan juga pemerintah. "Memang kita tidak bisa langsung melihat dampaknya," kata dia.

Yang jelas lanjutnya, BI akan berada di pasar untuk menjaga pergerakan rupiah agar sesuai fundamentalnya melalui kombinasi intervensi di pasar valas dan domestik, kebijakan suku bunga, dan depresiasi secara gradual.

"Nilai tukar ditetapkan sesuai mekanisme pasar. Sepanjang di luar fundamentalnya, kami lakukan penyesuaian melalui dual intervension. Kalau memang BI masuk, itu menggambarkan rupiah di luar fundamental yang kami inginkan," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi