JAKARTA. Semenjak akhir tahun 2011, Indonesia mengalami permasalahan current account deficit (CAD) atawa defisit transaksi berjalan. Salah satu imbasnya, Indonesia butuh utang luar negeri (ULN) untuk menambal defisit. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, defisit transaksi berjalan yang melanda Indonesia harus didanai. Perlu ada valuta asing (valas) yang masuk baik dalam bentuk penanaman modal langsung, portofolio ataupun ULN. Maka dari itu ULN adalah sesuatu yang dibutuhkan Indonesia dan tidak bisa dihindari baik oleh pemeirntah ataupun swasta. Hanya saja, ULN ini harus dikelola dengan baik. "Jangan sampai jadi risiko yang tidak terkendali. Perlu diatur risiko kehati-hatiannya," ujar Mirza dalam wawancara dengan KONTAN, Kamis (9/10).
BI: Kebutuhan utang luar negeri tak bisa dihindari
JAKARTA. Semenjak akhir tahun 2011, Indonesia mengalami permasalahan current account deficit (CAD) atawa defisit transaksi berjalan. Salah satu imbasnya, Indonesia butuh utang luar negeri (ULN) untuk menambal defisit. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, defisit transaksi berjalan yang melanda Indonesia harus didanai. Perlu ada valuta asing (valas) yang masuk baik dalam bentuk penanaman modal langsung, portofolio ataupun ULN. Maka dari itu ULN adalah sesuatu yang dibutuhkan Indonesia dan tidak bisa dihindari baik oleh pemeirntah ataupun swasta. Hanya saja, ULN ini harus dikelola dengan baik. "Jangan sampai jadi risiko yang tidak terkendali. Perlu diatur risiko kehati-hatiannya," ujar Mirza dalam wawancara dengan KONTAN, Kamis (9/10).