BI: Kegiatan usaha triwulan I-II 2015 meningkat



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan kegiatan usaha pada triwulan pertama tahun ini akan meningkat. Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia memperlihatkan, saldo bersih tertimbang (SBT) kegiatan usaha pada triwulan I sebesar 17,76%, naik dari triwulan IV 2014 yang sebesar 11,25%.

Penguatan kegiatan usaha di kuartal I 2015 didorong oleh ekspansi sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan dengan SBT 3,78%. Selain ketiga sektor itu, ekspansi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan juga menjadi penopang penguatan kegiatan usaha pada triwulan pertama 2015 dengan SBT 3,23%. 

Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs menyatakan, penguatan kegiatan usaha pada triwulan I 2015 karena ada ekspektasi positif terkait penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) dan ekspansi fiskal pemerintah yang akan naik. “Ada optimisme dari para pelaku usaha dari kebijakan pemerintah,” katanya, Minggu (11/1).


Sebelumnya, hasil survei BI pada triwulan IV 2014 menunjukkan bahwa kegiatan usaha masih melambat. Hal tersebut terlihat dari SBT yang hanya mencapai angka 11,25%, lebih rendah dibandingkan SBT pada periode yang sama tahun 2013 sebesar 12,61%.

Bahkan, SBT pada triwulan IV 2014 lebih kecil dibandingkan SBT pada triwulan ketiga 2014 yang sebesar 11,25%. Perlambatan itu disebabkan oleh perlambatan kegiatan usaha di sektor pertambangan dan galian, sebesar -1,76%.

Namun, Lana Soelistyaningsih, Ekonom Universitas Indonesia memperkirakan, pada triwulan pertama tahun ini pertumbuhan kegiatan usaha masih melambat karena perbankan masih menargetkan pertumbuhan kreditnya hanya sekitar 12%–14%.

Apalagi, pertumbuhan ekonomi pada akhir 2014 diproyeksikan hanya 5,1%. Biasanya bank merespons kondisi ekonomi. "Jika pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2014 keluar pada pertengahan Februari 2015 dan hanya 5,1%, bank masih akan mengantisipasi kemungkinan ekonomi masih melambat," kata Lana.

Lana memperkirakan, perbaikan kegiatan usaha baru akan terjadi pada triwulan II 2015. Dengan catatan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama tahun ini menyentuh angka 5,3% akibat belanja pemerintah. "Bank baru akan merespons situasi pada triwulan I tahun 2015," imbuh dia.

Latif Adam, Ekonom LIPI menimpali, kegiatan usaha pada triwulan pertama tahun ini sangat bergantung pergerakan harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah. Contohnya di sektor pertambangan dan sektor manufaktur.

Jika harga minyak terus melemah, sektor pertambangan akan melesu. Bila rupiah terus loyo, sektor manufaktur akan melemah karena meningkatnya impor belanja barang baku dan barang modal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto