JAKARTA. Inflasi yang dipicu oleh kemungkinan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) selain dapat menekan sisi moneter seperti suku bunga acuan dan nilai tukar, juga berpengaruh pada neraca pembayaran. “Kalau inflasi naik, nilai tukar atau tingkat bunga bisa naik. Di sisi lain, impor BBM akan turun banyak. Impor kita sudah sedemikian besar nilainya melampaui ekspor migas. Ini akan berpengaruh ke neraca pembayaran,” terang Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, Jumat (30/3). Namun, ia tak menyebut seberapa besar pengaruh ke neraca pembayaran. Ia mengungkapkan, BI siap merespon dampak ke sisi moneter akibat kenaikan harga BBM. Meski enggan merinci bentuk kebijakan yang akan diambil BI, namun Darmin menuturkan bank sentral akan melakukan koordinasi.
BI: Kenaikan BBM bakal pengaruhi neraca pembayaran
JAKARTA. Inflasi yang dipicu oleh kemungkinan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) selain dapat menekan sisi moneter seperti suku bunga acuan dan nilai tukar, juga berpengaruh pada neraca pembayaran. “Kalau inflasi naik, nilai tukar atau tingkat bunga bisa naik. Di sisi lain, impor BBM akan turun banyak. Impor kita sudah sedemikian besar nilainya melampaui ekspor migas. Ini akan berpengaruh ke neraca pembayaran,” terang Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, Jumat (30/3). Namun, ia tak menyebut seberapa besar pengaruh ke neraca pembayaran. Ia mengungkapkan, BI siap merespon dampak ke sisi moneter akibat kenaikan harga BBM. Meski enggan merinci bentuk kebijakan yang akan diambil BI, namun Darmin menuturkan bank sentral akan melakukan koordinasi.