BI: Kenaikan Harga Minyak Akan Mengancam Inflasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengingatkan bahaya kenaikan harga minyak, bisa memengaruhi peningkatan inflasi.  Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman menunjukkan, harga minyak di Indonesia yang biasa diukur dari harga Indonesian Crude Price (ICP) tercatat meningkat 77% secara year to date (YtD).

"Kalau naik terus-menerus, ini akan berdampak pada inflasi karena akan memengaruhi harga-harga barang lain," terang Aida dalam konferensi pers, Kamis (21/9). 

Dampak kenaikan harga minyak, terutama akan langsung terasa pada harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi. 


Bila melihat pada tahun lalu, saat harga minyak mendidih, pemerintah kemudian menaikkan harga BBM non subsidi dan bahkan harus menaikkan harga BBM bersubsidi. 

Baca Juga: Realisasi Pembiayaan Utang Turun 40,4%, Menjadi Rp 198 Triliun Per Agustus 2023

Akibatnya, inflasi melambung tinggi. Bahkan, kenaikan harga BBM ini kemudian memberi dampak rambatan ke sektor-sektor lainnya. 

"Karnea ini akan masuk ke transportasi, kemudian akan memengaruhi harga-harga komoditas lainnya," tambahnya. 

Meski demikian, Aida menenangkan, bahwa kenaikan harga ICP ini masih sesuai dalam perhitungan BI. Sehingga, ia yakin inflasi masih akan tetap berada di kisaran sasaran BI. 

Dari hitungan BI, inflasi akan berada di kisaran 3% secara tahunan (year on year/YoY) pada akhir tahun 2023, atau tetap berada dalam kisaran sasaran 2% hingga 4% YoY. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi