KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amerika Serikat telah mengumumkan rencana penerapan bea masuk 10% bagi impor produk China dengan nilai total US$ 200 miliar mulai 24 September. China pun membalas dengan penerapan bea masuk 10% untuk importasi produk buatan AS senilai US$ 60 miliar, berlaku mulai 24 September. Tarif yang diumumkan oleh kedua negara tersebut masih di bawah yang selama ini didengungkan yaitu AS yang sebelumnya akan mengenakan 25% dan China yang sebelumnya akan mengenakan 20%. Hal ini memicu redanya kekhawatiran terhadap perang dagang di tengah minimnya rilis data krusial ekonomi AS. Akibatnya, imbal hasil US Treasury bergerak naik, khususnya tenor 10 tahun ke level 3,06%. Ini terjadi setelah rilis data kepemilikan US Treasury oleh China. Artinya, minat terhadap aset safe haven seperti US Treasury dan dollar AS turun yang pada akhirnya mendorong yield US Treasury khususnya tenor 10 tahun meningkat.
BI: Kenaikan yield US Treasury tak memicu risiko
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amerika Serikat telah mengumumkan rencana penerapan bea masuk 10% bagi impor produk China dengan nilai total US$ 200 miliar mulai 24 September. China pun membalas dengan penerapan bea masuk 10% untuk importasi produk buatan AS senilai US$ 60 miliar, berlaku mulai 24 September. Tarif yang diumumkan oleh kedua negara tersebut masih di bawah yang selama ini didengungkan yaitu AS yang sebelumnya akan mengenakan 25% dan China yang sebelumnya akan mengenakan 20%. Hal ini memicu redanya kekhawatiran terhadap perang dagang di tengah minimnya rilis data krusial ekonomi AS. Akibatnya, imbal hasil US Treasury bergerak naik, khususnya tenor 10 tahun ke level 3,06%. Ini terjadi setelah rilis data kepemilikan US Treasury oleh China. Artinya, minat terhadap aset safe haven seperti US Treasury dan dollar AS turun yang pada akhirnya mendorong yield US Treasury khususnya tenor 10 tahun meningkat.