BI: Ketahanan Perbankan Masih Terjaga, Tetap Waspadai Berbagai Faktor Risiko



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat ketahanan sistem keuangan tetap terjaga baik dari sisi permodalan maupun likuiditas. Hal ini tecermin dari permodalan perbankan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) tetap tinggi sebesar 24,66% per Juni 2022.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan seiring dengan kuatnya permodalan, risiko tetap terkendali yang tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) berada di level 2,86% (bruto) dan 0,80% (neto) pada Juni 2022.

Lanjut ia, likuiditas perbankan pada Juli 2022 tetap terjaga didukung pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,59% (yoy). Hasil simulasi Bank Indonesia menunjukkan bahwa ketahanan perbankan masih terjaga," tuturnya.


Namun, Perry mengingatkan sejumlah faktor risiko, baik dari sisi  kondisi makro domestik  maupun gejolak eksternal, tetap perlu diwaspadai potensi dampaknya pada laju pemulihan intermediasi ke depan.

Baca Juga: Tumbuh di Seluruh Jenis, BI Catat Kredit Perbankan Naik 10,71% Per Juli

Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan KSSK dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta sinergi dengan Pemerintah, otoritas lainnya maupun dunia usaha untuk mendorong kredit/pembiayaan kepada sektor prioritas guna mendukung pemulihan ekonomi. 

Sedangkan  fungsi Intermediasi perbankan melanjutkan perbaikan dan mendukung pemulihan ekonomi. BI mencatat pertumbuhan kredit tercatat sebesar 10,71% year on year (yoy) pada Juli 2022.

Perry menyatakan pertumbuhan tersebut ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit dan pada sebagian besar sektor ekonomi.  Pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 15,2 yoy pada Juli 2022.  

"Dari sisi penawaran, berlanjutnya perbaikan intermediasi didukung oleh standar penyaluran kredit perbankan yang tetap longgar, terutama di sektor Industri, Pertanian dan Perdagangan seiring membaiknya appetite penyaluran kredit," ujar Perry.

Lanjut ia, suku bunga perbankan masih dalam tren menurun, meski dengan besaran yang semakin terbatas. Di pasar dana, suku bunga deposito 1 bulan perbankan turun sebesar 54 bps sejak Juli 2021 menjadi 2,89 % pada Juli 2022. Di pasar kredit, suku bunga kredit menunjukkan penurunan 53 bps pada periode yang sama menjadi 8,94%.  

Baca Juga: Transaksi Digital Banking Tumbuh Melesat pada Paruh Pertama 2022

"Dari sisi permintaan, peningkatan intermediasi ditopang oleh pemulihan kinerja korporasi yang terus berlanjut, tercermin dari tingkat penjualan dan belanja modal yang tetap tumbuh tinggi, terutama di sektor Pertanian, Pertambangan, Industri, dan Perdagangan," tambahnya.  

Ia menyatakan konsumsi dan investasi rumah tangga yang membaik sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan optimisme konsumen juga mendukung peningkatan permintaan kredit perbankan. Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit UMKM tercatat sebesar 18,08% yoy pada Juli 2022, terutama didukung oleh segmen mikro dan kecil.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi