SURABAYA. Industri keuangan khususnya syariah di ibukota Jawa Timur, Surabaya masih memiliki potensi besar untuk berkembang. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur, Benny Siswanto mengatakan, seiring meningkatnya pemahaman masyarakat pada jasa keuangan syariah, akan memberi dampak positif pada pertumbuhan industri ini. Berdasarkan data yang dihimpun BI, pangsa aset perbankan syariah di Jawa Timur telah mencapai Rp 24,3 triliun. Simpanan masyarakat di perbankan syariah mencapai Rp 20,1 triliun. Meski begitu, jumlah simpanan sebesar Rp 20,1 triliun tersebut hanya 4,4% dari total seluruh simpanan masyarakat di Jawa Timur. "Ke depannya masyarakat Indonesia diharapkan dapat lebih mempercayai lembaga keuangan syariah," ujar Benny di sela-sela peluncuran buku Dinamika Produk dan Akad Keuangan Syariah di Indonesia, Rabu (26/10) dalam rangkaian acara Indonesia Shari'a Economic Festival (ISEF) 2016.
BI: Keuangan syariah di Surabaya potensial
SURABAYA. Industri keuangan khususnya syariah di ibukota Jawa Timur, Surabaya masih memiliki potensi besar untuk berkembang. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur, Benny Siswanto mengatakan, seiring meningkatnya pemahaman masyarakat pada jasa keuangan syariah, akan memberi dampak positif pada pertumbuhan industri ini. Berdasarkan data yang dihimpun BI, pangsa aset perbankan syariah di Jawa Timur telah mencapai Rp 24,3 triliun. Simpanan masyarakat di perbankan syariah mencapai Rp 20,1 triliun. Meski begitu, jumlah simpanan sebesar Rp 20,1 triliun tersebut hanya 4,4% dari total seluruh simpanan masyarakat di Jawa Timur. "Ke depannya masyarakat Indonesia diharapkan dapat lebih mempercayai lembaga keuangan syariah," ujar Benny di sela-sela peluncuran buku Dinamika Produk dan Akad Keuangan Syariah di Indonesia, Rabu (26/10) dalam rangkaian acara Indonesia Shari'a Economic Festival (ISEF) 2016.