BI: Kinerja industri pengolahan menurun pada kuartal III-2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sektor Industri Pengolahan atau industri manufaktur di kuartal III-2021 terindikasi menurun. Hal ini tercermin dari Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) yang sebesar 48,75%, atau lebih rendah dari 51,4% pada kuartal II-2021. Tak hanya menurun, kinerja industri pengolahan dalam negeri bahkan berada di zona kontraksi, atau catatan indeks di bawah 50%.

Kepala Grup Departemen Komunikasi BI Muhamad Nur mengatakan, penurunan tersebut seiring dengan penurunan kegiatan dunia usaha pada periode yang sama. “Karena ada kebijakan pembatasan mobilitas pada kuartal III-2021,” ujar Muhamad dalam laporan yang diterima Kontan.co.id, Rabu (13/10).

Penurunan terjadi pada seluruh komponen pembentuk PMI-BI, terutama Total Karyawan dengan indeks 46,76% atau lebih rendah dari 47,68% dari bulan sebelumnya dan Volume Produksi dengan indeks 49,46% atau menurun dari 54,20% dari kuartal II-2021.


Baca Juga: IMF turunkan prospek pertumbuhan global, gangguan pasokan hambat pemulihan ekonomi

Ada juga penurunan Volume Persediaan Barang Jadi yang tercatat 49,64% atau menurun dari bulan sebelumnya yang sebesar 51,63%z barang jadi.

Secara subsektor pun, mayoritas mengalami penurunan kinerja. Dengan indeks terendah pada subsektor Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya, subsektor Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya, serta subsektor Pupuk, Kimia, dan Barang dari Karet.

Meski begitu, BI optimistis kinerja industri manufaktur akan meningkat di kuartal IV-2021 dan bahkan berada di zona ekspansi, dengan PMI-BI sebesar 51,17%. Hal ini seiring dengan optimisme peningkatan pada seluruh komponen pembentuknya, terutama volume produksi, volume pesanan, dan volume persediaan barang jadi.

Mayoritas subsektor juga diperkirakan meningkat, dengan indeks tertinggi pada subsektor kertas dan barang cetakan serta subsektor semen dan Barang Galian non Logam.

Selanjutnya: Ekonom Bank Permata ramal neraca perdagangan surplus US$ 3,89 miliar pada September

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .