BI: Konsumen berada di level pesimis pada kuartal II-2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsumen terlihat pesimis dengan kondisi perekonomian pada kuartal II-2020. Hal ini terlihat dari Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia (BI) yang menunjukkan kalau Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada kuartal tersebut sebesar 82,1.

Dengan capaian tersebut, torehan IKK pada kuartal II-2020 tercatat merosot dari kuartal I-2020 yang masih berada di level optimis, yaitu 117,7. Ini juga jauh lebih rendah dari IKK pada kuartal II-2019 yang mencapai 127,6.

Capaian IKK pada kuartal II-2020 juga dipengaruhi oleh IKK pada Juni 2020 yang sebesar 83,8. "Ini meningkat dibandingkan 77,8 pada Mei 2020, meski masih dalam level pesimis atau di bawah 100," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangan resminya, Senin (6/7).


Baca Juga: Optimisme konsumen turun, simak rekomendasi untuk saham emiten barang konsumsi

Meningkatnya IKK pada bulan lalu ditopang oleh membaiknya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi pada 6 bulan mendatang, yang tercermin dari peningkatan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang meningkat dari 104,9 pada bulan Mei 2020 menjadi 121,8 pada Juni 2020.

Kondisi perekonomian pada 6 bulan ke depan diperkirakan akan mulai pulih seiring meredanya pandemi Covid-19. Ini didorong oleh peningkatan seluruh komponen pembentuknya terutama Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha dan Indeks Ekspektasi Penghasilan pada 6 bulan mendatang.

Secara spasial, IEK pada Juni 2020 meningkat di 15 kota dengan peningkatan tertinggi di Jakarta sebesar 29,7 poin, diikuti Mataram yang naik 30,4 poin, serta Bandung yang meningkat 29,3 poin.

Sayangnya, peningkatan IKK tertahan oleh Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini yang masih berada di bawah level pesimis, yaitu 45,8 yang bahkan ambles dari 50,7 pada bulan sebelumnya.

Baca Juga: Penurunan keyakinan konsumen terjadi baik di pedesaan maupun perkotaan

Penurunan ini seiring dengan dampak pandemi Covid-19 yang sangat besar terhada kondisi ekonomi nasional. Penurunannya didorong oleh penurunan sleuruh komponen pembentuknya, dengan penurunan indeks terdalam terjadi pada Indeks Pembelian Barang Tahan Lama sebesar 7,2 poin.

Secara spasial, IKE terpantau melemah di 10 kota hasil survei, dengan penurunan terdalam di Semarang sebesar 14,3 poin, diikuti dengan Pangkal Pinang yang turun 9,9 poin, serta Bandung yang turun 8,8 poin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli