JAKARTA. Sejumlah indikator konsumsi rumah tangga menunjukkan tanda-tanda perlambatan di kuartal pertama tahun ini. Salah satu pertanda tersebut adalah pertumbuhan kredit kredit perbankan. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, sejak Januari hingga akhir Maret 2017 (
year to date) kinerja kredit perbankan mencatatkan penurunan 0,7%. Meskipun lanjut Mirza, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu masih mencatatkan pertumbuhan positif. Menurut Mirza, minimnya kredit perbankan di tiga bulan pertama tahun ini merupakan kondisi yang wajar. Secara historis lanjutnya, permintaan kredit di awal tahun selalu lebih rendah dibandingkan dengan periode berikutnya, apalagi mendekati akhir tahun.
"Biasanya, kegiatan ekonomi baru mulai keluhatan di kuartal kedua dan meningkat lagi di kuartal ketiga hingga kuartal keempat," kata Mirza, Jumat (7/4) lalu. Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Dody Budi Waluyo juga mengatakan demikian. Pihaknya memproyeksi pertumbuhan konsumsi rumah tangga kuartal pertama tahun ini, melambat. Ia menyebut, hal tersebut tak hanya tampak dari kredit perbankan, tetapi juga data penjualan ritel. "(Konsumsi rumah tangga) kuartal pertama 2017 diperkirakan sedikit melambat dari kuartal keempat 2016," kata Dody kepada KONTAN. Meski demikian, ia meyakini perlambatan yang terjadi bersifat temporer. Pihaknya optimistis konsumsi rumah tangga akan membaik di kuartal kedua mendatang sejalan dengan ekspektasi konsumsi dan penjualan berdasarkan hasil survei konsumen dan penjualan eceran tiga dan enam bulan ke depan. Dody juga memperkirakan, perbaikan konsumsi rumah tangga ke depan juga didorong oleh harga komoditas ekspor yang meningkatkan penghasilan masyarakat, yang baru akan dibelanjakan mulai kuartal kedua tahun ini. Sebelumnya, Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih juga memperkirakan konsumsi rumah tangga di tiga bulan pertama tahun ini belum cukup kuat. Hal tersebut kata dia, terkonfirmasi oleh sejumlah data konsumsi. Pertama, penjualan Ramayana yang turun menunjukkan konsumsi masyarakat kelas menengah bawah melambat. Meski penjualan Ace Hardware membaik yang menunjukkan konsumsi masyarakat kelas menengah atas juga membaik. Kedua, penjualan ritel di kuartal pertama 2017 turun 0,25% dibanding kuartal pertama 2016. Ketiga, survei penjualan ritel yang dilakukan BI juga menunjukkan pertumbuhan yang lambat di Januari 2017 dan stagnan di Februari 2017.
Keempat, penerimaan cukai yang didominasi oleh penerimaan cukai rokok masih turun 12,28% year on year (YoY). "Data-data konsumsi yang menujukkan perlambatan itu ditambah dengan pemerintah yang tidak spending besar. Saldo pemerintah di BI naik 56,6%," kata Lana kepada KONTAN, Kamis (6/4) lalu. Ia memperkiakan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga kuartal pertama tahun ini hanya mencapai 4,87% YoY, melambat dibanding kuartal pertama dan kuartal keempat 2016 yang masing-masing sebesar 4,94% YoY dan 5,01% YoY. Dengan melemahnya konsumsi rumah tangga ditambah dengan belanja pemerintah yang belum besar, pihaknya memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini juga akan melambat menjadi 4,92% YoY. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto