BI: Kredit bermasalah di perbankan Sumut meningkat



MEDAN. Kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perbankan Sumatera Utara pada 2014 meningkat dari 2013 atau mencapai 2,49 persen akibat perlambatan ekonomi.

"Tahun 2013, NPL perbankan Sumut masih 2,12 persen, sedangkan 2014 naik menjadi 2,49 persen," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Difi A Johansyah di Medan, Minggu.

Menurut dia, naiknya NPL perbankan Sumut itu dampak terjadinya perlambatan ekonomi yang membuat bisnis pengusaha terganggu.


"Meski masih aman atau jauh di bawah batas aman sebesar 5 persen, tetapi BI sudah mewanti-wanti perbankan untuk mewaspadai kredit bermasalah agar bank tetap sehat," katanya.

Apalagi, kata dia, tahun 2014, sebenarnya terjadi penurunan kenaikan penyaluran kredit yang juga dampak perlambatan perekonoman.

Difi menjelaskan, meskipun mengalami kenaikan, pertumbuhan kredit perbankan di Sumut pada tahun 2014 melambat jauh dari 2013 yang sebesar 18,56 persen.

Tahun 2014, pertumbuhan kredit perbankan Sumut hanya 6,97 persen menjadi Rp166,87 triliun.

Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa mengakui, di 2014, pengusaha masih sulit menjalankan bisnisnya karena permintaan barang di dalam dan luar negeri masih belum bergerak.

Kesulitan ditambah dengan harga jual komoditas dan berbagai barang ekspor lainnya yang juga masih tertekan.

"Sebenarnya pengusaha tidak mau nunggak kredit, karena menyangkut kepercayaan.Tetapi situasi yang membuat kondisi itu," katanya.

Tetapi, ujar Laksamana, Apindo yakin kredit bermasalah tidak terlalu besar mengingat para pengusaha tahun lalu juga menahan investasi dan termasuk pinjaman ke perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa