JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optimistis krisis Yunani dan beberapa negara di kawasan Eropa tak akan menggoyang perekonomian dunia, seperti tahun 2008 silam. Alasannya, krisis yang terjadi di Eropa berbeda dengan yang terjadi di Amerika Serikat sebagai titik episentrum krisis 2008. Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Halim Alamsyah menuturkan, kasus Yunani yang sempat membikin deg-degan pasar keuangan di seluruh dunia itu lebih banyak disulut oleh ketidakjelasan penanganan oleh Uni Eropa. "Itu lebih tentang kompak tidaknya Uni Eropa mengatasi masalah di beberapa negara tersebut, itu yang harus dilihat. Berbeda dengan di Amerika, Yunani lebih karena ketiadaan protokol krisis Uni Eropa. Jadi bukan karena ekonomi di kawasan Eropa hancur," paparnya di Jakarta, Jumat (4/6).Menurut Halim, Uni Eropa belum memiliki skema yang bisa menjadi acuan bersama dalam melakukan manajemen krisis. Di antara negara-negara di benua biru tersebut belum ada kesepkatan yang jelas tentang penanganan krisis. Misalnya, terkait kesepakatan dana siapa yang harus dipakai duluan untuk mem-bail out negara yang jatuh. Termasuk siapa penanggung jawabnya juga tidak ada. "Jadi kelihatannya mereka perlu belajar pada kita," seloroh Halim. Ruisa KhoiriyahCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BI: Krisis Yunani Tak Akan Picu Resesi Global
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optimistis krisis Yunani dan beberapa negara di kawasan Eropa tak akan menggoyang perekonomian dunia, seperti tahun 2008 silam. Alasannya, krisis yang terjadi di Eropa berbeda dengan yang terjadi di Amerika Serikat sebagai titik episentrum krisis 2008. Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Halim Alamsyah menuturkan, kasus Yunani yang sempat membikin deg-degan pasar keuangan di seluruh dunia itu lebih banyak disulut oleh ketidakjelasan penanganan oleh Uni Eropa. "Itu lebih tentang kompak tidaknya Uni Eropa mengatasi masalah di beberapa negara tersebut, itu yang harus dilihat. Berbeda dengan di Amerika, Yunani lebih karena ketiadaan protokol krisis Uni Eropa. Jadi bukan karena ekonomi di kawasan Eropa hancur," paparnya di Jakarta, Jumat (4/6).Menurut Halim, Uni Eropa belum memiliki skema yang bisa menjadi acuan bersama dalam melakukan manajemen krisis. Di antara negara-negara di benua biru tersebut belum ada kesepkatan yang jelas tentang penanganan krisis. Misalnya, terkait kesepakatan dana siapa yang harus dipakai duluan untuk mem-bail out negara yang jatuh. Termasuk siapa penanggung jawabnya juga tidak ada. "Jadi kelihatannya mereka perlu belajar pada kita," seloroh Halim. Ruisa KhoiriyahCek Berita dan Artikel yang lain di Google News