BI Kucurkan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Rp 259 Triliun hingga Oktober



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia telah menyalurkan kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) sebesar Rp 259 triliun hingga akhir Oktober 2024. 

Secara rinci, penyaluran insentif itu diberikan kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp 120,9 triliun, bank Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) sebesar Rp 110,9 triliun, Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebesar Rp 24,7 triliun, dan Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) sebesar Rp 2,6 triliun.

"Insentif KLM tersebut disalurkan kepada sektor-sektor prioritas, yaitu Sektor Hilirisasi Minerba dan Pangan, Sektor Otomotif, Perdagangan dan Listrik, Gas dan Air (LGA), sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta UMKM," ungkap Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat konferensi pers RDG bulanan BI, Rabu (20/11).


Baca Juga: BI Pastikan Likuiditas Perbankan Tetap Memadai

Asal tahu saja, BI juga akan memperluas sektor usaha dari Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang akan mulai diberlakukan pada 1 Januari 2025.

Perry mengatakan, BI akan memperkuat insentif KLM untuk mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan perbankan pada sektor usaha yang mendukung penciptaan lapangan kerja.

Perry membeberkan sejumlah sektor yang akan mendapatkan insentif KLM tersebut di antaranya, sektor perdagangan, eceran, pertanian dan industri pengolahan padat karya, yang akan menyerap 50% pangsa tenaga kerja. 

Baca Juga: Perbankan Dapat Insentif Berlimpah Untuk Kredit Sektor Padat Karya

Selain itu, sektor transportasi, pariwisata, dan ekonomi kreatif, yang akan menyerap 20% pangsa tenaga kerja.

Selanjutnya: 2025 PPN Akan Naik Jadi 12%, PPN Di Indonesia Lebih Tinggi Dari Negara Tetangga

Menarik Dibaca: Ramalan Cuaca Besok (21/) di Bali, Denpasar Cerah Sepanjang Hari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi