BI: Laju pertumbuhan ekonomi masih landai



JAKARTA. Untuk pertumbuhan, tahun ini belum menjadi tahun yang baik. Perlambatan ekonomi triwulan II yang sebesar 5,12% diprediksi bakal kembali berlanjut pada triwulan III.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III akan berada pada kisaran 5,1%-5,5% dan cenderung bias ke batas bawah. "Kalau triwulan II pada kisaran 5,1%, mungkin triwulan III ada pada kisaran itu juga," ujar Agus akhir pekan lalu.

Menurut dirinya, faktor utama yang menjadi penyebab lemahnya pertumbuhan adalah konsumsi. Konsumsi rumah tangga dalam tren melambat.


Pelemahan konsumsi rumah tangga ini sudah bisa terlihat dari hasil Survei Penjualan Eceran BI terbaru. Mulai Agustus bakal terjadi perlambatan penjualan eceran pada enam kota dari sepuluh kota yang disurvei.

BI perkirakan penjualan eceran pada bulan Agustus hanya tumbuh 3,63% (secara year on year) atau melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang mampu tumbuh 18,6% (secara year on year). Perlambatan ini dipengaruhi siklus musiman yaitu kembali normalnya pola konsumsi masyarakat setelah hari raya Lebaran.

Badan Pusat Statistik (BPS) pun mencatat penurunan impor barang konsumsi. Apabila pada Januari-Juli tahun lalu impor barang konsumsi sebesar US$ 7,8 miliar, pada periode Januari-Juli tahun ini turun menjadi US$ 7,13 miliar.

Mantan Menteri Keuangan ini mengaku untuk konsumsi pemerintah dan investasi masih ada peningkatan yang cukup baik. Sesuai dengan pola serapan anggaran, triwulan III akan lebih baik meskipun dengan tingkat yang cenderung lebih rendah karena adanya penghematan anggaran.

Kinerja ekspor masih terbatas lantaran masih lesunya pertumbuhan ekonomi dunia. Sejalan dengan permintaan konsumsi rumah tangga yang menurun, impor juga mengalami pelemahan. Tidak heran hingga akhir tahun, otoritas moneter ini memperkirakan pertumbuhan akan dalam kisaran 5,1%-5,5% dengan kecenderungan pada batas bawah.

Senada dengan BI, Kepala Ekonom BII Juniman berpendapat pertumbuhan ekonomi triwulan III akan berada pada kisaran 5,1%-5,2%. Perlambatan yang terjadi tahun ini memang adalah desain BI dan pemerintah. Pengetatan moneter yang diiringi dengan kondisi global yang belum pulih membuat ekonomi Indonesia sulit tumbuh.

Konsumsi pada triwulan III khususnya pada bulan Juli bergerak karena ditolong oleh Lebaran dan pembayaran gaji ke-13. Selebihnya konsumsi melambat karena periode stabilisasi yang menjadi fokus BI dan pemerintah. 

Yang masih bisa menjadi harapan untuk mendongkrak pertumbuhan ada pada triwulan IV. Menurut Juniman, hadirnya pemerintahan baru diharapkan bisa menggerakkan laju investasi. "Saat ini investor masih tunggu pemerintahan baru," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto