KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) turun tangan mengintervensi rupiah setelah melemah melewati level 16.000 per dolar AS untuk pertama kalinya dalam empat tahun. BI mengatakan pihaknya melakukan intervensi terutama di pasar spot dan
non-deliverable forward domestik, dan menambahkan bahwa pelemahan rupiah terutama didorong oleh sentimen risk-off dan penguatan dolar. Rupiah turun sebanyak 1,6% menjadi 16.108 per dolar AS pada 16 April, level terlemah sejak April 2020, karena pasar lokal dibuka kembali pada 16 April setelah ditutup sejak 8 April untuk libur Idul Fitri.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 1,91% ke Rp 16.176 Per Dolar AS Pada Selasa (16/4) Terhadap mata uang Singapura, rupiah turun 0,9% menjadi 11.830 per dolar Singapura pada pukul 11.31 waktu setempat. Rupiah telah melemah sebesar 1,3% terhadap dolar Singapura sejauh ini pada tahun 2024. Penurunan nilai tukar rupiah menambah tekanan pada BI untuk menjaga stabilitas mata uang di tengah berlanjutnya penguatan dolar AS dan arus keluar modal asing. Cadangan mata uang asing Indonesia turun sebesar US$ 3,6 miliar pada bulan Maret karena pihak berwenang melakukan intervensi di pasar mata uang dan obligasi. “Stabilitas Rupiah adalah prioritas dalam pertimbangan kebijakan BI,” kata Winson Phoon, kepala penelitian pendapatan tetap di Maybank di Singapura.
Baca Juga: Rupiah Masih Melemah di Atas Rp 16.000 Per Dolar AS Pada Selasa (16/4) Siang “Meskipun kami tidak berpendapat bahwa spot USD/IDR di angka 16.000 merupakan batas yang tepat bagi BI untuk menaikkan suku bunga, namun hal ini masih memiliki sensitivitas yang relatif tinggi terhadap risiko tambahan penetapan harga suku bunga AS yang lebih hawkish.” Imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia bertenor lima tahun naik delapan basis poin menjadi 6,67% Nilai tukar rupiah berada di bawah tekanan hampir sepanjang tahun 2024 di tengah kekhawatiran rencana belanja Prabowo Subianto yang sejauh ini meraup suara terbanyak dalam pilpres 2024, akan membebani anggaran pemerintah Indonesia. Pada saat yang sama, penilaian ulang yang hawkish terhadap ekspektasi suku bunga Federal Reserve AS telah memperkuat dolar.
Baca Juga: BI Pastikan Upaya Intervensi untuk Jaga Rupiah di Tengah Penguatan Dolar AS BI secara tidak terduga menaikkan suku bunga pada bulan Oktober lalu setelah pelemahan mata uang yang berkepanjangan. Beberapa pengamat pasar berspekulasi bahwa kenaikan suku bunga mungkin akan kembali dibahas pada pertemuan bank sentral tanggal 24 April. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli