KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) telah menaikkan suku bunga acuan pada pekan ini sebesar 25 bps menjadi 1,75% hingga 2%. AS juga masih berpeluang mengerek suku bunga sebanyak dua kali lagi. Untuk menghadapi kenaikan suku bunga, Bank Indonesia (BI) siap melakukan langkah pre-emptive guna menjaga stabilitas ekonomi Indonesia, khususnya nilai tukar rupiah. Sebelumnya, upaya pre-emptive ditunjukkan dengan menaikkan suku bunga acuan (BI 7DRR) sebanyak dua kali dalam sebulan pada Mei lalu menjadi 4,75%. Selain pre-emptive, BI juga akan menerapkan strategi front loading dan a head de curve untuk mengantisipasi dan memitigasi dampak dari kebijakan eksternal tersebut. Strategi itu sekaligus untuk menjaga stabilitas ekonomi tanah air, khususnya yang terkait dengan stabilitas nilai tukar rupiah.
BI: Langkah pre-emptive sekaligus untuk menarik investor asing
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) telah menaikkan suku bunga acuan pada pekan ini sebesar 25 bps menjadi 1,75% hingga 2%. AS juga masih berpeluang mengerek suku bunga sebanyak dua kali lagi. Untuk menghadapi kenaikan suku bunga, Bank Indonesia (BI) siap melakukan langkah pre-emptive guna menjaga stabilitas ekonomi Indonesia, khususnya nilai tukar rupiah. Sebelumnya, upaya pre-emptive ditunjukkan dengan menaikkan suku bunga acuan (BI 7DRR) sebanyak dua kali dalam sebulan pada Mei lalu menjadi 4,75%. Selain pre-emptive, BI juga akan menerapkan strategi front loading dan a head de curve untuk mengantisipasi dan memitigasi dampak dari kebijakan eksternal tersebut. Strategi itu sekaligus untuk menjaga stabilitas ekonomi tanah air, khususnya yang terkait dengan stabilitas nilai tukar rupiah.