KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Krisis politik di Roma Italia, dan ancaman terhadap proyek yang bernilai miliaran Euro memicu imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS (US Treasury) bertenor sepuluh tahun terus menurun. Namun demikian, Bank Indonesia (BI) melihat bahwa US Treasury kemungkinan masih akan naik pada tahun ini. “Sekarang kan yield-nya sekitar 3,1%-2,8%, tetapi kalau defisit AS meningkat bisa saja US treasury naik lebih dari 3%. Hal ini akan membuat capital outflow bisa terjadi di Indonesia,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Rabu (30/5). Oleh sebab itu, BI sudah bersiap-siap merespon hal ini dengan menaikkan suku bunga acuan 7-day reverse repo rate pada RDG hari ini, Rabu sebanyak 25 bps menjadi 4,75%.
BI lihat masih ada peluang US Treasury naik di akhir tahun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Krisis politik di Roma Italia, dan ancaman terhadap proyek yang bernilai miliaran Euro memicu imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS (US Treasury) bertenor sepuluh tahun terus menurun. Namun demikian, Bank Indonesia (BI) melihat bahwa US Treasury kemungkinan masih akan naik pada tahun ini. “Sekarang kan yield-nya sekitar 3,1%-2,8%, tetapi kalau defisit AS meningkat bisa saja US treasury naik lebih dari 3%. Hal ini akan membuat capital outflow bisa terjadi di Indonesia,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Rabu (30/5). Oleh sebab itu, BI sudah bersiap-siap merespon hal ini dengan menaikkan suku bunga acuan 7-day reverse repo rate pada RDG hari ini, Rabu sebanyak 25 bps menjadi 4,75%.