BI Masih akan Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan menahan suku bunga acuan di level 3,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan Februari 2022.

Analis Makroekonomi Bank Danamon Irman Faiz mengatakan, langkah bank sentral seiring dengan tingkat inflasi yang masih tergolong rendah, meski sudah ada peningkatan.

Faiz menyadari, BI tak bisa menahan suku bunga acuan untuk berada di level terendah selamanya. Di tahun 2022, Faiz pun memperkirakan BI akan mulai melakukan peningkatan suku bunga acuan.


Baca Juga: Jelang Rilis Inflasi AS, Rupiah Berpotensi Tertekan

“Namun ini dengan catatan, jika kondisi pemulihan terus berlanjut dan ifnlasi terus meningkat. Sehingga BI perlu mulai bersiap menyesuaikan struktur operasi moneternya sebelum penyesuaian suku bunga,” kata Faiz kepada Kontan.co.id, Rabu (9/2).

Menurut Faiz, BI baru akan mengerek suku bunga pada paruh kedua tahun ini. Hal ini seiring dengan tingkat inflasi kan akan mulai akseleratif di semester II-2022 bahkan hingga ke 4% atau batas atas kisaran sasaran BI.

Dengan kondisi ini, Faiz melihat BI berpeluang meningkatkan suku bunga bahkan hingga 4 kali selama di paruh kedua tahun ini.

“Menimbang tingkat inflasi tersebut, BI punya ruang (menaikkan suku bunga) 4 kali (masing-masing sebesar) 25 basis poin (bps) untuk peningkatan suku bunga tahun ini jika kondisi tersebut terpenuhi,” tambah Faiz.

Selain inflasi, peningkatan suku bunga acuan oleh BI ini juga akan sangat bergantung pada berapa kali peningkatan suku bunga kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).

Baca Juga: DRI Memperkirakan BI Masih Menahan Bunga Acuannya Dalam RDG Februari 2022

Dan menurut ramalan BI, The Fed akan mengerek suku bunga kebijakan selama 4 kali pada tahun ini. Sehingga dengan penyesuaian suku bunga acuan di semester II-2021, BI diharapkan mampu menjaga ketahanan eksternal.

“Agar stabilitas rupiah tetap terjaga dari tekanan normalisasi kebijakan The Fed dan bahkan adanya risiko overheating inflasi,” tandas Faiz.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto