KONTAN.CO.ID - Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) dua hari terhitung 21-22 Agustus 2017, hari ini (Selasa (22/8). Kendati Gubernur BI Agus Martowardojo memberi sinyal pelonggaran kebijakan moneter, ekonom memperkirakan bank sentral masih akan menahan suku bunga acuannya (BI 7-Day Reverse Repo Rate) di level 4,75%. Jika benar demikian, maka hampir satu tahun BI mempertahankan tingkat bunga acuan tersebut. BI terakhir kali menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate pada Oktober tahun lalu.
Ekonom Institute for Development of Economics & Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memperkirakan, BI akan mempertahankan suku bunga acuan dan belum akan melakukan easing bulan ini karena tekanan eksternal masih cukup besar. Menurutnya, tekanan eksternal terutama disebabkan oleh kondisi geopolitik di semenanjung Korea yang bisa memicu capital outflow. Dalam sesi penutupan Senin (21/8) misalnya, isu Donald Trump dan Korea membuat bursa saham di kawasan Asia ditutup merah. Selain itu, masih ada risiko ketidakpastian kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed. "Hasil RDG Bank Sentral AS masih terbelah antara segera menaikkan Fed Rate atau menunda karena data ekonomi AS masih mix," kata Bhima kepada KONTAN. Meski demikian, ia juga melihat bahwa peluang penurunan suku bunga masih terbuka. Hal ini sejalan dengan perkembangan inflasi dan peluang inflasi tahun ini berada di bawah target. Walaupun kurs rupiah dalam sebulan terakhir sedikit tertekan dan masih berada dalam batas normal. "Pasar masih menunggu kejelasan rencana pelonggaran moneter yang akan dilakukan oleh BI. Diharapkan bentuk pelonggaran moneter tidak dilakukan secara parsial melainkan berbentuk paket kebijakan moneter," tambahnya. Paket kebijakan moneter yang dimaksud, yaitu penurunan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis points (bps) secara gradual, pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM), dan pelonggaran Loan to Value (LTV) dinaikkan antara 90-95%. Jika hal itu dilakukan secara bersamaan, Bhima memperkirakan dampaknya ke sektor riil dan daya beli akan cukup signifikan.
Ekonom Development Bank of Singapore (DBS) Gundy Cahyadi juga memproyeksi BI akan menahan suku bunga acuannya di level 4,75% di bulan ini. Gundy melihat kinerja rupiah memburuk di antara negara mitra regionalnya karena pelonggaran kebijakan. Sementara itu, dampak pelonggaran kebijakan moneter sebelumnya terhadap pertumbuhan cenderung terbatas karena pertumbuhan ekspor barang manufaktur tetap lamban. "BI menetapkan untuk mengulangi komitmennya untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, dan rupiah pada khususnya," kata Gundy. Ekonom Standard Chartered Bank Aldian Taloputra juga memproyeksi, BI masih akan menahan suku bunga acuannya dalam RDG bulan ini di level 4,75%. Bahkan, Aldian juga memperkirakan level itu akan dipertahankan BI hingga akhir tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto