BI Masih Menahan Suku Bunga, Begini Kondisi NIM Multifinance



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) masih dalam level yang tetap sejak tahun awal tahun 2023 yakni 5,75%. Tentunya, hal ini turut mempengaruhi pergerakan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) perusahaan pembiayaan atau multifinance.

PT BNI Multifinance atau BNI Finance misalnya, menyatakan NIM perseroan cenderung meningkat sejak awal tahun. Namun, ini disebabkan adanya diversifikasi sumber dana yang berasal dari kreditur-kreditur besar yang diterima sejak kuartal I 2023.

“NIM BNI Multifinance per Juni 23 tercatat sebesar 3,25%,” ujar Chief Financial Officer BNI Multifinance Legendariah Rasuanto kepada Kontan.co.id, Senin (28/8).


Ria menjelaskan, dengan dukungan dari induk perusahaan yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), BNI Multifinance mampu menghemat biaya dana (cost of fund/COF) serta memberikan tingkat penjualan (selling rate) yang lebih kompetitif ke calon debitur.

Baca Juga: Penyaluran Pembiayaan Kendaraan Listrik CIMB Niaga Auto Finance Capai Rp 102 Miliar

“Di tahun 2023 ini BNI Multifinance belum melakukan kenaikan bunga kepada debitur. Hal ini mengingat posisi BNI Multifinance yang baru masuk ke pasar consumer finance melalui 17 cabang yang baru didirikan,” jelasnya.

Dia bilang, target market utama BNI Multifinance adalah pembiayaan mobil baru, sehingga diperlukan pricing yang kompetitif untuk menaikkan market share.

“NIM BNI Multifinance sampai dengan akhir tahun diperkirakan masih bertahan di kisaran saat ini. Hal ini mengingat para kreditur utama kami memiliki COF yang rendah dan dapat memberikan suku bunga dana yang cukup kompetitif,” tandasnya.

PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mencatat NIM sebesar 11,47% hingga Juli 2023. Pencapaian tersebut didorong dari pembiayaan baru yang sudah terealisasi sebesar Rp 4,5 triliun.

“Sampai akhir tahun (2023) CNAF memproyeksikan NIM di angka 11,6%,” kata Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman kepada Kontan.

Ristiawan mengungkapkan, strategi CNAF untuk mencapai target NIM tersebut dengan mengutamakan sumber pendanaan yang murah agar dapat bersaing dengan market dari segi bunga dan menurunkan rata-rata COF.

“COF di bulan Juli 2023 mencapai 6,26% atau turun 39 bps dari 6,65%,” ungkapnya.

Ristiawan menuturkan, dalam hal pendanaan, CNAF menerbitkan Sukuk Wakalah Bil Al Istitsmar sebesar Rp 1 triliun yang terbit pada bulan Februari 2023 dan mendapatkan margin yang cukup rendah yaitu sebesar 6,25%.

“CNAF juga mendapat dukungan besar pendanaan didapatkan dari induk usaha dalam pembiayaan bersama (joint financing) dan juga executing loan,” tuturnya.

Sementara itu, PT Adira Dinamika Multi Finance (Adira Finance) membukukan posisi NIM per Juni 2023 mencapai sekitar 14%.

Baca Juga: WOM Finance: Sumber Pendanaan dari Bank dan Obligasi, Segini Porsinya

Chief Financial Officer Adira Finance, Sylvanus Gani Mendrofa mengatakan adanya perubahan suku bunga acuan BI dapat berdampak terhadap biaya pendanaan di perusahaan multifinance, sehingga dapat mempengaruhi NIM.

“Selain itu, suku bunga kredit (lending rate) juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi NIM Perusahaan,” imbuh Gani.

Gani menyatakan, dalam penentuan suku bunga kredit, Adira Finance memperhatikan beberapa faktor antara lain kompetisi pasar, likuiditas kredit diperbankan, dan kondisi pasar modal serta risiko kredit. Adira Finance juga telah melakukan beberapa strategi salah satunya dengan terus mendiversifikasi sumber pendanaan.

“Melalui pembiayaan bersama dengan induk Bank Danamon, pinjaman bank (offshore dan onshore), serta penerbitan obligasi dan sukuk, sehingga dapat memperoleh pendanaan yang lebih kompetitif,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi