JAKARTA. Bank Indonesia masih mengutak-atik patokan net interest margin (NIM) yang ideal. Pejabat sementara Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menyatakan, otoritas perbankan tengah meminta setiap bank menyerahkan tiga ukuran yang menentukan NIM. Ketiganya adalah biaya operasional tetap atau overhead cost, premi risiko, dan target laba yang dipasang manajemen. "Dalam situasi krisis, perbankan biasanya memasang premi risiko yang lebih tinggi. Otomatis, NIM ikut meningkat," kata Darmin. Dari data yang diserahkan bank, BI akan menyusun semacam benchmark. "Nanti akan kami bandingkan juga dengan bank di luar negeri," ujarnya, Kamis (12/11).
BI Masih Menghitung NIM yang Ideal
JAKARTA. Bank Indonesia masih mengutak-atik patokan net interest margin (NIM) yang ideal. Pejabat sementara Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menyatakan, otoritas perbankan tengah meminta setiap bank menyerahkan tiga ukuran yang menentukan NIM. Ketiganya adalah biaya operasional tetap atau overhead cost, premi risiko, dan target laba yang dipasang manajemen. "Dalam situasi krisis, perbankan biasanya memasang premi risiko yang lebih tinggi. Otomatis, NIM ikut meningkat," kata Darmin. Dari data yang diserahkan bank, BI akan menyusun semacam benchmark. "Nanti akan kami bandingkan juga dengan bank di luar negeri," ujarnya, Kamis (12/11).