BI Masih Punya Ruang untuk Pertahankan Suku Bunga Acuan Bulan Ini



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memandang, Bank Indonesia (BI) masih memiliki ruang untuk mempertahankan suku bunga acuan di bulan ini. 

“Ini untuk mendukung ketahanan eksternal dengan tetap menjaga stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan,” tulis Ekonom makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky dalam keterangannya, Selasa (23/8). 

Selain itu, Riefky memandang kondisi inflasi inti di Indonesia masih relatif terjaga. Inflasi inti ini merupakan inflasi yang fundamental, yang turut menunjukkan kekuatan daya beli masyarakat. 


Baca Juga: Inflasi dan Rupiah Terkendali, BI Diproyeksi Kembali Mempertahankan Suku Bunga Acuan

Nilai tukar rupiah juga terlihat menguat. Bahkan, pada pertengahan Agustus 2022, rupiah sempat berada di level Rp 14.800 per dolar Amerika Serikat (AS). Seperti kita ketahui, rupiah sempat menyentuh level Rp 15.000 per dolar AS pada Juli 2022. 

Ini juga seiring dengan sentimen pasar yang positif terhadap kondisi fundamental ekonomi domestik, terutama setelah pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022, yang menunjukkan perekonomian Indonesia mampu tumbuh hingga 5,44% yoy. 

“Ini memperkuat aliran modal masuk ke pasar keuangan domestik sehingga nilai tukar rupiah pun menguat,” tambah Riefky. 

Baca Juga: Rupiah Diproyeksi Melemah Hari Ini (23/8), Simak Sentimen yang Menyeretnya

Dengan kondisi eksternal dan domestik inilah, Riefky memandang BI masih memiliki ruang untuk mempertahankan suku bunga kebijakan pada bulan ini. Meski, ia memang tak menampik ada risiko dan tantangan global yang perlu diwaspadai. 

Namun, ia tetap optimistis kondisi Indonesia relatif lebih menguntungkan daripada negara lain. Hal ini seiring dengan cadangan devisa yang memadai dan bisa menjadi bantalan nila tukar rupiah, kondisi Covid-19 yang melandai, pertumbuhan ekonomi yang masih kuat, serta neraca perdagangan yang masih surplus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli