BI memberi sinyal untuk relaksasi pasar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berulang kali Bank Indonesia (BI) menyampaikan tren suku bunga acuan saat ini sudah hampir mencapai puncaknya. Ini merupakan sinyal suku bunga acuan sudah cukup tinggi. Di sisi lain, BI menunjukkan sikap dovish-nya.

"Suku bunga BI hampir mencapai puncaknya dan pada saat yang sama akan terus menambah likuiditas di pasar melalui operasi moneter," jelas Gubernur BI Perry Warjiyo, Jumat (1/3).

BI menjelaskan sejak Desember 2018 sudah melakukan ekspansi likuiditas dengan frekuensi tiga kali setiap minggunya. Ekspansi ini dilakukan melalui term repo dan swap valas.


"Kita terus komunikasi ke bank, ingin memastikan likuiditas cukup untuk menyalurkan kredit," jelas Perry.

Kekhawatiran akan pengetatan likuiditas ini juga ditunjukkan melalui langkah yang diambil BI selanjutnya. BI saat ini sedang melakukan kajian untuk merelaksasi kebijakan makroprudensial. Kendati demikian, Perry belum mau membeberkan rinciannya.

"Apakah yang terkait RIM atau rasio intermediasi perbankan, financing to funding ratio atau instrumen makroprudensial yang baru. Kami sedang studi," ujar Perry.

Perry menegaskan, saat ini BI masih akan melihat perkembangan dalam negeri dan luar negeri. Mulai dari inflasi, neraca pembayaran hingga penyaluran kredit. Sedangkan untuk kondisi luar negeri, BI melihat perkembangan ekonomi Amerika Serikat dan risiko geopolitik.

"Mengkonfirmasi bahwa sesuai keputusan rapat dewan gubernur, suku bunga masih kita pertahankan," tegas Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi