BI memperkirakan Januari 2015 terjadi deflasi



JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menilai pemerintah lebih bisa mengendalikan laju inflasi. Hal itu terlihat dari perkembangan harga-harga kebutuhan pokok yang relatif terkendali.

Bahkan diperkirakan pada bulan Januari 2015 ini akan terjadi deflasi, atau paling tidak inflasi mendekati nol. "Ini karena penyesuaian harga bahan bakar minyak di tanggal 1 Januari dan 19 Januari," ujarnya, Rabu (18/1) di Istana Negara, Jakarta.

Tahun ini pergerakan laju inflasi memang dimulai dengan trend yang rendah. Oleh karenanya, trend ini harus dipertahankan, salah satunya dengan cara melakukan koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.


Apalagi saat ini belum semua daerah menurunkan tarif angkutan umumnya, meskipun harga BBM telah turun. Pemerintah diminta lebih intens menggelar komunikasi dan lebih tegas jika ada daerah yang tidak segera menurunkan tarif angkutannya.

Pada Desember 2014, pergerakan harga sejumlah kebutuhan pokok seperti cabai membuat kekhawatiran kenaikan inflasi. Meskipun porsi cabai terhadap inflasi tidak terlalu tinggi, namun jika kenaikannya sangat tinggi akhirnya akan menjadi komponen inflasi yang besar.

Saat ini, menurut Agus harga cabai bahkan sudah mengalami deflasi. Namun harga kebutuhan lainnya justru mengalami kenaikan, seperti daging ayam, telur ayam dan daging sapi.

Jika inflasi bisa dikelola seperti sekarang, Agus optimistis hingga akhir tahun bisa dijaga tetap di level plus minus 4%. Angka itu, lebih rendah dari perkiraan pemerintah yang mematok angka laju inflasi sekitar 5% dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Perubahan (RAPBN-P) 2015.

Ancaman terbesar akan terjaid di bulan Maret, Juni dan September. Dalam waktu-waktu itu, inflasi kemungkinan akan relatif tinggi secara year on year. Mengingat, pengaruh kebijakan kenaikan harga BBm bersubsidi pada bulan November 2014 lalu.                 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa